Jogja
Sabtu, 25 Maret 2017 - 22:38 WIB

TURN BACK HOAX : Sidang Massa Menunjukkan Ketidakdewasaan Warga

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dusun Sengir, Kalirejo, Kokap dibuat resah dengan adanya hoax akan bencana tanah longsor. Oknum terkait kemudian disidang oleh warga dan dikenakan sanksi sosial, Sengir, Kokap pada Jumat (24/3/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Turn back hoax, berita palsu perlu disikapi secara dewasa

Harianjogja.com, JOGJA — Seorang guru SMP 1 Kokap, Sukirdja disidang warga Desa Kalirejo, Kokap akibat dugaan menyebarkan berita palsu alias hoax pada Jumat (24/3/2017). Warga menuntutnya meminta maaf karena menyebarkan berita bencana yang memunculkan keresahan massal.

Advertisement

Baca Juga : TURN BACK HOAX : Dituding Sebarkan Berita Palsu, Ini Keterangan Pelaku

Pakar Komunikasi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Lukas Ispandriarno menilai apa yang dilakukan warga Desa Kalirejo, Kokap, menunjukan reaksi betapa berita bohong sangat berbahaya karena merugikan warga, terlebih peristiwanya terjadi di sekitar mereka.

Namun ia juga tidak sepakat reaksi warga yang menyidangkan penyebar hoax di depan umum.

Advertisement

“Caranya tidak tepat,” kata Lukas, Jumat (24/3/2017).

Sebaiknya, kata dia, aparat pemerintah setempat meredakan kemarahan warga, lalu membawa persoalan tersebut ke pihak berwajib terkait pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Menurut Lukas, warga yang melek media, melek informasi sudah terlatih untuk melakukan verifikasi.

Advertisement

“Kalau info tidak benar cukup mengingatkan atau menasehati pengirim tanpa aksi kekerasan, membully, termasuk menyidangkan di hadapan massa yang bisa berubah jadi kekerasan dan kebrutalan,” ujar dia.

Ia menilai sidang massa menunjukkan ketidakdewasaan warga. Lebih parah lagi jika aparat desa turut membiarkan karena berpotensi menimbulkan kekerasan.

Lebih lanjut Lukas mengatakan hoax merupakan kata lain dari gosip yang membahayakan jika informasi itu tanpa diverifikasi. Yang paling penting, kata dia, masyarakat harus cerdas dengan tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya.

“Harus membiasakan diri verifikasi dan juga tidak mudah menyebarkan atau meneruskan berita,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif