Soloraya
Sabtu, 25 Maret 2017 - 08:10 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Taksi Lokal Keberatan Biaya Penggunaan Aplikasi Grab

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Grab Car (JIBI/Solopos/Antara)

Transportasi Solo, pengelola taksi lokal keberatan dengan biaya yang ditetapkan Grab.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pengelola taksi lokal Solo enggan bergabung dengan penyedia aplikasi transportasi online, PT Grab Indonesia. Hal ini karena kebijakan driver atau sopir harus membayar sejenis uang pangkal untuk masuk ke sistem.

Advertisement

Manager Solo Centra Taksi (SCT), Heru Purwanto, menyampaikan tidak akan bergabung dengan Grab karena kebijakan bagi sopir membayar sejumlah uang tersebut memberatkan. Dia mengatakan sistem di SCT, sopir adalah mitra yang harus melakukan setoran penuh terhadap perusahaan.

Oleh karena itu, jika ada pengeluaran, biaya tersebut harus ditanggung oleh sopir. “Kebijakan membayar bagi driver untuk bisa menggunakan aplikasi Grab ini sangat memberatkan. Selain itu, selama ini, SCT sudah bekerja sama dengan sejumlah instansi, seperti hotel dan rumah sakit. Ada juga pangkalan dan bisa melakukan order lewat telepon. Apa yang sudah dilakukan ini sudah cukup mampu melayani pemesanan dari masyarakat di Solo,” ungkap Heru kepada Solopos.com, Jumat (24/3/2017).

Advertisement

Oleh karena itu, jika ada pengeluaran, biaya tersebut harus ditanggung oleh sopir. “Kebijakan membayar bagi driver untuk bisa menggunakan aplikasi Grab ini sangat memberatkan. Selain itu, selama ini, SCT sudah bekerja sama dengan sejumlah instansi, seperti hotel dan rumah sakit. Ada juga pangkalan dan bisa melakukan order lewat telepon. Apa yang sudah dilakukan ini sudah cukup mampu melayani pemesanan dari masyarakat di Solo,” ungkap Heru kepada Solopos.com, Jumat (24/3/2017).

Dia menjelaskan di awal kerja sama, Grab akan memberi pengembalian sekitar Rp1.500/trip selama tiga bulan pertama. Driver juga mendapat uang senilai Rp60.000 yang masuk ke dalam akun sopir yang bergabung supaya bisa menggunakan aplikasi.

Namun, apabila nilai berkurang dan mencapai Rp29.000, driver harus melakukan top up senilai Rp50.000 yang bisa dilakukan di toko modern supaya program aplikasi bisa kembali digunakan. Nilai Rp50.000 tersebut bisa digunakan untuk 18 hingga 20 perjalanan. (Baca juga: Di Solo, Grab Beri Diskon Rp10.000-Rp15.000)

Advertisement

Dia mengakui saat ini SCT belum memiliki aplikasi pemesanan online karena merasa belum membutuhkan mengingat semua pemeasanan bisa dilayani dengan cara konvensional. Namun jika menginginkan ada aplikasi pemesanan online, perusahaan taksi dengan armada dominan warna putih ini akan membuat sendiri yang penggunaannya diterima driver.

Koperasi Taksi (Kosti) juga tidak bergabung menggunakan aplikasi Grab sebagai salah satu media pemesanan. Manager Kosti Solo, Suyanto, mengatakan keputusan tersebut diambil berdasarkan keputusan bersama Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang diadakan pada Selasa (21/3/2017).

Dia mengatakan diskusi tersebut cukup alot tapi akhirnya diputuskan untuk tidak menggunakan. Apalagi saat ini Kosti telah memiliki aplikasi sendiri, yakni Kosti Solo.

Advertisement

Selain itu, apabila bergabung dengan Grab, konsumen tidak bisa memutuskan taksi mana yang akan dinaiki karena sistem tersebut akan menunjukkan posisi taksi terdekat dengan pemesan, meski taksi tersebut bukan Kosti.

Suyanto mengatakan pelan tapi pasti, pengguna aplikasi Kosti Solo terus meningkat. Pemesanan taksi yang dalam sehari bisa tembus 2.000 pemesanan juga masih bisa dilayani dengan menggunakan layanan aplikasi, telepon, dan pemesanan di pangkalan.

Sementara itu, Direktur PT Sekar Gelora Taksi, Meddy Sulistyanto, menyampaikan uji coba menggunakan aplikasi Grab yang dilakukan selama sepekan terakhir menunjukkan adanya kenaikan pemesanan yang cukup baik, terutama untuk konsumen dari luar kota. Selama sepekan terakhir ini sudah ada lebih dari 100 pemesanan menggunakan Grab.

Advertisement

Hal ini lebih banyak jika dibandingkan dengan saat peluncuran kali pertama G-Line yang merupakan aplikasi pemesanan milik Gelora. “Biaya penggunaan aplikasi saat ini ditanggung perusahaan sebagai biaya operasional, sifatnya seperti pulsa listrik yang harus diisi. Kami bekerja sama dengan Grab untuk meningkatkan layanan kepada konsumen supaya cepat dan mudah memperoleh taksi,” ujarnya.

Meddy mengatakan saat ini belum ada promosi atau publikasi terkait kerja sama dengan Grab karena masih uji coba. Apabila sudah ada kerja sama legal, nantinya promosi ke konsumen akan semakin gencar.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif