Jateng
Sabtu, 25 Maret 2017 - 14:50 WIB

TRANSPORTASI SEMARANG : DPRD Minta Ojek Online Tak Bertambah

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang pengojek online tengah berdiskusi dengan aparat kepolisian menyusul aksi kekerasan yang dilakukan para pengojek konvensional di kawasan Stasiun Poncol, Semarang, Rabu (22/3/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Transportasi di Semarang, salah satunya ojek yang berbasis aplikasi online.

Semarangpos.com, SEMARANG — DPRD Kota Semarang meminta jumlah pengojek yang menggunakan layanan aplikasi online tak lagi bertambah. Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi, menyebutkan saat ini jumlah ojek online di Semarang sudah terbilang besar, mencapai 4.400 orang.

Advertisement

“Sudah segitu dulu. Jangan bertambah lagi,” tutur Supriyadi, seperti dilansir laman berita Antara, Jumat (24/3/2017).

Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan keberadaan ojek yang menggunakan sepeda motor sejatinya belum diatur dalam regulasi angkutan transportasi karena tidak termasuk kategori alat transportasi umum. Meski demikian, keberadaanya harus diatur untuk menjaga persaingan dunia usaha transportasi.

“Kami setuju kalau Pemerintah Kota Semarang segera membuat regulasi, baik peraturan daerah maupun peraturan wali kota,” katanya.

Advertisement

Supriyadi menambahkan maraknya ojek online membuat keberadaan pengojek pangkalan (opang) kian tergeser dan pendapatannya menurun karena kalah bersaing dalam mendapatkan penumpang.

“Ya, mereka [pengojek pangkalan] tadi bilang kalau biasanya bisa dapat Rp150.000 per hari, sekarang paling banter hanya Rp50.000 per hari. Ini harus jadi perhatian bersama,” tegasnya.

Regulasi yang dimaksud, kata dia, harus mengatur batasan armada, operasionalnya, hingga penetapan tarif batas bawah untuk ojek online agar tidak mematikan Opal.

Advertisement

Tentunya, ia mengatakan harus dilakukan kajian mengenai kebutuhan moda transportasi masyarakat untuk menentukan kuota armada dengan melibatkan pelaku ojek online maupun konvensional.

“Sembari menunggu aturan, jumlah ojek online jangan tambah lagi. Setop dulu. Mereka tadi berkomitmen siap menaati aturan dari Pemkot Semarang. Ya, mumpung belum sebanyak di kota besar lain,” katanya.

Sementara itu, salah satu pengojek online Mujianto mengaku siap menaati aturan dari Pemkot Semarang, termasuk jika nantinya ada pengurangan armada dari hasil survei kebutuhan. “Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Hendi [Wali Kota Hendrar Prihadi]. Kalaupun harus dikurangi, jangan terlalu banyak. Kawan-kawan ngojek kan untuk menghidupi keluarga,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif