Jogja
Sabtu, 25 Maret 2017 - 09:20 WIB

LONGSOR GUNUNGKIDUL : Polisi Akan Lakukan Gelar Perkara Kasus Tambang Maut di Ngawen

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah alat berat menarik truk yang terjebak material longsoran yang terjadi di Dusun Jentir, Sambirejo, Ngawen. Sabtu (4/3/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Longsor Gunungkidul yang diduga disebabkan tambang melanggar izin diproses

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Jajaran Satuan Reserse dan Kriminal Polres Gunungkidul mengendus adanya dugaan pelanggaran izin tambang di Dusun Jentir, Sambirejo, Ngawen. Namun hingga sekarang, belum ada satu tersangka dalam kasus ini karena polisi masih terus melakukan penyelidikan.

Advertisement

Baca Juga : LONGSOR GUNUNGKIDUL : Polisi Endus Ada Pelanggaran Izin Tambang

Kepala Satreskrim Polres Gunungkidul AKP Rudy Prabowo mengungkapkan, dalam waktu dekat ini akan menggelar gelar perkara kasus. Kegiatan itu dilakukan, salah satunya untuk mengetahui apakah ada tersangka dalam aktivitas penambangan tersebut.

“Meski sudah ada delapan saksi yang diperiksa, tapi kami belum menetapkan tersangka. Mudah-mudahan setelah dilakukan gelar perkara ada titik terang dalam penyelidikan. Untuk itu, kami mohon bersabar karena penanganan masih dalam proses,” kata mantan Kasat Narkoba Polres Bantul ini.

Advertisement

Untuk diketahui, penyelidikan polisi terhadap aktivitas tambang di Dusun Jentir, Sambirejo ini tidak lepas adanya warga yang meninggal karena tertimba reruntuhan bukit pada Jumat (3/3/2017). Diduga kuat musibah itu terjadi karena adanya aktivitas penambangan yang menggunakan alat berat. “Selain memeriksa saksi, kami juga mengamankan tiga buah truk dan satu alat berat jenis eskavator,” tambah Rudy.

Paska-kejadian tebing ambrol, sejumlah warga sempat mengungsi karena takut adanya longsor susulan. Total warga yang mengungsi ini ada 28 Kepala Keluarga dengan jumlah 86 jiwa. Untuk mengurangi potensi longsor susulan, pada Sabtu (18/3) lalu, BPBD Gunungkidul melakukan pengeprasan batu yang masih menggantung di atas bukit.

“Kami bersyukur batu yang menggantung sudah bisa dikepras sehingga potensi longsor susulan dapat dikurangi,” kata Kepala Desa Sambirejo, Yuliasih Dwi Martini.

Advertisement

Menurut dia, setelah adanya pengeprasan itu, warga yang berpotensi terkena dampak longsor susulan telah kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa. “Mudah-mudahan insiden maut ini tidak lagi terjadi di wilayah kami,” kata mantan Anggota DPRD Gunungkidul ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif