Selain ogoh-ogoh ada sejumlah kelompok kesenian dari berbagai daerah yang turut memeriahkan pawai budaya ini.
Harianjogja.com, JOGJA-Sebanyak 22 ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran diarak di sepajang Jalan Malioboro, Sabtu (25/3) siang. Pawai ogoh-ogoh digelar dalam rangka memeringati Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939.
Selain ogoh-ogoh ada sejumlah kelompok kesenian dari berbagai daerah yang turut memeriahkan pawai budaya ini. Total ada 43 kelompok kesenian. Masing-masing kelompok terdiri dri 25 orang membawa adat daerah masing-masing. Pawai dimulai dari depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY sampai Alun-alun Utara. Namun saat melintas di Titik Nol Kilometer Jogja, peserta pawai menunjukan atraksi dengan durasi sekitar 3-5 menit.
Pertunjukan ini pun mengundang perhatian warga dan wisatawan yang berada di seanjang jalur pawai meski dalam suasana hujan.? Tidak sedikit dari mereka mengeluarkan telepon selularnya masing-masing untuk mengabadikan gambar ogoh-ogoh.
Pawai yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB ini pun menutup jalur Malioboro dari kendaraan sampai pukul 17.00 WIB. Koordinator Pawai, Nyoman Santiawan mengatakan ogoh-ogoh dengan menyerupai raksasa yang divisualisasikan itu sebagai bentuk sifat-sifat jahat dalam diri manusia. “Selesai diarak ogoh-ogoh akan dibakar sebgai simbol menetralisir kekuatan negatif dan menghilangkan sifat-sifat ahat,” kata Setiawan.
Sebelum diarak ke Jalan Malioboro, ogoh-ogoh itu juga dipawaikan di Jalan Monjali, Sleman dan melakukan atraksi di Simpang Empat Jalan Sardjito. Sepanjang jalan Monjali sampai Jalan AM Sangaji pun diberlakukan buka tutup arus lalu lintas.