Jogja
Sabtu, 25 Maret 2017 - 19:59 WIB

JELANG HARI RAYA NYEPI : 22 Ogoh-Ogoh dan 43 Kelompok Kesenian Tampil di Malioboro

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat hindu bersama kelompok masyarakat dari berbagai daerah mengarak sedikitnya 20 ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran dalam Pawai Budaya Ogoh-ogoh Yogyakarta di sepanjang Jalan Malioboro, Jogja, Sabtu (25/3). Budaya mengarak ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi juga melibatkan kelompok kesenian dan kelompok masyarakat dari lintas iman. Atraksi budaya ini menjadi suguhan menarik bagi masyarakat dan wisatawan yang sedang berkunjung ke Jogja.

Selain ogoh-ogoh ada sejumlah kelompok kesenian dari berbagai daerah yang turut memeriahkan pawai budaya ini.

Harianjogja.com, JOGJA-Sebanyak 22 ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran diarak di sepajang Jalan Malioboro, Sabtu (25/3) siang. Pawai ogoh-ogoh digelar dalam rangka memeringati Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939.

Advertisement

Selain ogoh-ogoh ada sejumlah kelompok kesenian dari berbagai daerah yang turut memeriahkan pawai budaya ini. Total ada 43 kelompok kesenian. Masing-masing kelompok terdiri dri 25 orang membawa adat daerah masing-masing. Pawai dimulai dari depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY sampai Alun-alun Utara. Namun saat melintas di Titik Nol Kilometer Jogja, peserta pawai menunjukan atraksi dengan durasi sekitar 3-5 menit.

Pertunjukan ini pun mengundang perhatian warga dan wisatawan yang berada di seanjang jalur pawai meski dalam suasana hujan.? Tidak sedikit dari mereka mengeluarkan telepon selularnya masing-masing untuk mengabadikan gambar ogoh-ogoh.

Pawai yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB ini pun menutup jalur Malioboro dari kendaraan sampai pukul 17.00 WIB. Koordinator Pawai, Nyoman Santiawan mengatakan ogoh-ogoh dengan menyerupai raksasa yang divisualisasikan itu sebagai bentuk sifat-sifat jahat dalam diri manusia. “Selesai diarak ogoh-ogoh akan dibakar sebgai simbol menetralisir kekuatan negatif dan menghilangkan sifat-sifat ahat,” kata Setiawan.

Advertisement

Sebelum diarak ke Jalan Malioboro, ogoh-ogoh itu juga dipawaikan di Jalan Monjali, Sleman dan melakukan atraksi di Simpang Empat Jalan Sardjito. Sepanjang jalan Monjali sampai Jalan AM Sangaji pun diberlakukan buka tutup arus lalu lintas.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif