Jateng
Jumat, 24 Maret 2017 - 14:51 WIB

PABRIK SEMEN KENDENG : Di Depan Kantor Gubernur, Puluhan Orang Doakan Patmi

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivis dari berbagai LSM memegang lilin saat menggelar doa bersama untuk peserta aksi cor kaki yang telah meninggal, Patmi, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (23/3/2017) malam. Patmi, 48, yang turut dicor kakinya sebagai penolakan terhadap keberadaan pabrik semen di Rembang itu meninggal pada Selasa (21/3/2017) diduga akibat serangan jantung. (JIBI/Semarangpos.com/Antara/R. Roekotomo)

Pabrik PT Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng, salah satu petani yang menolak keberadaannya, Patmi, meninggal dunia.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pintu gerbang kompleks perkantoran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) di Jl. Pahlawan, Semarang, terlihat terang Kamis (23/3/2017) malam. Padahal, kompleks perkantoran di lingkungan Pemprov Jateng itu biasanya gelap dan sepi saat malam hari.

Advertisement

Cahaya itu rupanya berasal dari lilin yang dibawa puluhan simpatisan petani penolak pabrik PT Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati. Mereka sengaja menyalakan lilin sebagai ungkapan belasungkawa atas meninggalnya salah satu peserta aksi penolak pabrik semen, Patmi pada Selasa (21/3/2017) lalu.

Ya, Selasa dini hari lalu Patmi meninggal setelah menjalankan aksi mengecor kakinya dengan semen di depan Istana Merdeka, Jakarta. Ia diduga meninggal karena mengalami serangan jantung.

Meninggalnya Patmi itu pun menimbulkan keprihatinan dari beberapa elemen masyarakat yang ada di Kota Semarang dan sekitarnya. Mereka pun berkumpul di depan kantor yang menjadi tempat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bekerja setiap harinya sambil menyalakan lilin dan memanjatkan doa bersama.

Advertisement

“Ini merupakan aksi simpatik dari para tokoh lintas agama dan berbagai elemen masyarakat. Kami prihatin dengan peristiwa yang menimpa salah satu petani Kendeng peserta aksi semen kaki. Ia meninggal saat memperjuangkan hak dan lingkungannya. Bagi kami Bu Patmi itu seorang pejuang,” ujar koordinator aksi Doa Lintas Agama untuk Ibu Patmi dan Para Pejuang Lingkungan Lestari, Setiyawan Budi, saat dijumpai wartawan di sela aksi.

Iwan, sapaan Setiyawan Budi, menambahkan selain aksi simpati, acara ini juga sebagai kritik kepada pemerintah agar lebih memperhatikan warganya. Mereka menilai selama ini pemerintah, khususnya Pemprov Jateng lebih mengutamakan kepentingan korporasi dibanding keinginan warganya.

“Harapan kami aksi ini bisa mengetuk pintu hati pemerintah. Supaya ke depan, mereka bisa lebih bijak dalam membuat kebijakan. Jangan hanya mencari keuntungan, tapi juga memperhatikan warga,” imbuh Iwan.

Advertisement

Aksi keprihatinan atas meninggalnya peserta aksi cor kaki ini pun tak hanya diisi dengan kegiatan doa bersama. Para simpatisan juga membacakan puisi dan menyanyikan lagu-lagu bernada kritik yang ditujukan kepada Gubernur Ganjar Pranowo, karena telah mengeluarkan izin lingkungan bagi PT Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng hingga membuat sebagian warganya nekat mengecor kakinya dengan semen.

Hadir dalam aksi itu beberapa tokoh agama, seperti Gus Ubaid yang merupakan dosen UIN Walisongo, perwakilan pemeluk agama Budha di Semarang Rama Warto, dan Pendeta Surya dari Gereja Kristen Indonesia Majapahit. Di sela aksi, puluhan simpatisan itu juga menaburkan bunga yang membuat acara itu terlihat lebih sakral dan khusyuk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif