Jogja
Jumat, 24 Maret 2017 - 14:20 WIB

KASUS LEPTOSPIROSIS : 3 Penderita di Gunungkidul Meninggal, 3 Lainnya Dinyatakan Sembuh

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kasus leptospirosis di Gunungkidul berhasil disembuhkan

 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tiga penderita Leptospirosis yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari dinyatakan sembuh. Selama 2017 ini RSUD Wonosari telah menangani enam kasus Leptopirosis, yang tiga di antaranya meninggal dunia.

Advertisement

Pejabat Pengelola Informasi Daerah (PPID) RSUD Wonosari, Aris Suryanto mengatakan, sejak Februari tahun ini telah merawat sejumlah penderita leptospirosis maupun suspect atau dugaan. Total dari sejak awal tahun jumlah penderita yang ditangani RSUD Wonosari ada enam orang.

Dari enam data yang ada, pasien pertama tercatat masuk perawatan pada 22 Februari, sedangkan yang terakhir masuk pada 19 Maret 2017. Mereka merupakan warga Kecamatan Patuk, Gedangsari, Pracimantoro (Wonogiri), Kecamatan Ponjong, Kecamatan Semanu dan Kecamatan Semin. “Dari enam pasien itu, tiga pasien diagnosa leptospirosis sembuh,” ujarnya.

Hasil pemeriksaan keenam pasien, separuh diantaranya dinyatakan positif menderita leptospirosis, dan lainya baru suspect. Namun dua pasisen suspect telah meninggal dunia, dan satu positf leptospirosis juga telah meninggal dunia. Menurut Aris, ketiga pasien tersebut datang ke RSUD dengan kondisi yang sudah parah, sehingga tak lagi tertolong.

Advertisement

“Yang meninggal adalah warga Desa Tambakromo, Kecamatan Ponjong, kemudian warga Desa Sambirejo, Kecamatan Semanu, dan warga Desa Karangsari, Kecamatan Semin,” kata dia.

Sementara, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, sejak Januari hingga Maret 2017 setidaknya ada 34 kasus leptopirosis. Dari total 34 kasus tersebut, 15 orang diantaranya masih suspect atau dugaan, sementara  sisanya 19 orang dari hasil laboratorium dinyatakan postif.

Kepala Seksi Pengendalian Penyebaran Penyakit Tidak Menular dan Zoonensis, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul Yudo Hendratmo menuturkan, sebaran penyakit leptospirosis meningkat drastis jika dibandingkan dengan jumlah kasus di 2016.

Advertisement

Dari jumlah ini, sambung Yudo, sepuluh warga dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, di 2016 lalu terdapat empat kasus, dengan jumlah korban meninggal dunia tiga orang. “Dari perbandingan ini maka sebaran leptospirosis di tahun ini meningkat tajam,” katanya.

Menurut dia, jika ditilik dari sisi kasus, sebaran penyakit ini menyerang kawasan utara mulai dari Patuk, Nglipar, Ngawen, hingga Gedangsari. “Semua berada di wilayah utara. Tapi kalau tahun lalu, kasusnya ada di wilayah tengah seperti Wonosari,” ujar Yudo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif