Jatim
Kamis, 23 Maret 2017 - 14:05 WIB

WISATA PONOROGO : Unik, 170 Orang-Orangan Sawah Mejeng di Desa Glinggang Ponorogo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Orang-orangan sawah dipasang di sepanjang jalan Desa Glinggang, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Kamis (23/3/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Wisata Ponorogo, sebelum petik padi warga Desa Glinggang memasang 170 orang-orangan sawah di sepanjang jalan desa setempat.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sebanyak 170 orang-orangan sawah terpasang di sepanjang jalan masuk Desa Glinggang, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Kamis (23/3/2017) pagi. Selain pembuatan 170 orang-orangan sawah, warga juga menyajikan 200 tumpeng beserta ingkung di acara tersebut.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di lokasi, Kamis, sebanyak 170 orang-orangan sawah itu terpasang di sepanjang jalan Desa Glinggang baik di sisi kanan maupun kiri jalan. Orang-orangan sawah itu dibuat dari jerami dan dibentuk dengan berbagai model. Ada yang model petani, polisi, tentara, penari jathil, pedagang, dan lainnya.

Puluhan orang pun terlihat menikmati suguhan seni orang-orangan sawah itu dengan dijadikan objek foto. Selain orang-orangan sawah itu terlihat hamparan sawah dengan tanaman padi yang sudah menguning.

Advertisement

Puluhan orang pun terlihat menikmati suguhan seni orang-orangan sawah itu dengan dijadikan objek foto. Selain orang-orangan sawah itu terlihat hamparan sawah dengan tanaman padi yang sudah menguning.

Ketua Kelompok Tani Desa Glinggang, Kasno, mengatakan ada 170 orang-orangan sawah yang dipasang di sepanjang jalan tersebut. Orang-orangan sawah tersebut dibuat oleh seluruh petani di Desa Glinggang.

Orang-orangan sawah dipasang di sepanjang jalan Desa Glinggang, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Kamis (23/3/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Advertisement

Kasno menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk menyambut panen padi raya yang sebentar lagi akan dilaksanakan warga. Pembuatan orang-orangan sawah ini bertujuan untuk mengusir hama yang kerap merusak tanaman padi seperti wereng, walang, keong, hingga penyakit potong leher. Dengan begitu diharapkan hasil panen padi bisa maksimal.

“Ini merupakan bentuk syukur kita terhadap berkah dari Tuhan sehingga tahun ini kita bisa melakukan panen padi lagi,” ujar Kasno.

Kepala Desa Glinggang, mengatakan acara ini untuk melestarikan tradisi metik padi. Sebenarnya kegiatan metik pada sebelum panen sudah lama ada di Desa Glinggang, namun biasanya hanya sebatas syukuran dan dilakukan sendiri-sendiri.

Advertisement

Namun, untuk tahun ini kegiatan metik padi dilakukan secara bersama-sama dengan dilengkapi berbagai suguhan kesenian. “Kegiatan metik padi dengan konsep ritual dan seni ini baru pertama kali dilaksanakan. Ke depan kegiatan ini jadi agenda rutin,” ujar dia.

Dia menuturkan di Desa Glinggang lahan persawahan ada sekitar 41 hektare. Desa Glinggang merupakan salah satu desa penyokong padi di Ponorogo.

Sebagai bentuk syukur, kata Riyanto, warga juga menyajikan 200 tumpeng yang dilengkapi dengan sayuran serta ingkung atau ayam. “Ini sebagai bentuk rasa syukur kami. Semoga panen tahun ini hasilnya bagus,” jelas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif