Jogja
Kamis, 23 Maret 2017 - 01:20 WIB

TREN FASHION : Darurat Budaya, Chattra Ajak Pria Peduli Kebaya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para anggota paguyuban Chattra Kebaya dalam acara peresmian di Ninik N-Workshop pada Selasa (21/3/2017) malam. (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Tren fashion kebaya coba dipopulerkan Paguyuban Chattra Kebaya

Harianjogja.com, JOGJA — Paguyuban Chattra Kebaya mengajak pria peduli dengan budaya dan ornamen tradisional lain. Hal tersebut disampaikan ketua paguyuban, Maria Ch. Esti Riestianingsih, saat peresmian Paguyuban Chattra Kebaya di Ninik N-Workshop pada Selasa (21/3/2017) malam.

Advertisement

“Kita mulai darurat budaya. Mari peduli agar tidak kebarat-baratan, kekorea-koreaan, dan kearab-araban. Kita punya budaya yang adiluhung,” ujar dia.

Menurut Maria, masyarakat tidak boleh menunggu klaim dari negara lain untuk mulai mencintai kebudayaan milik sendiri. Apalagi dalam sejarah kebaya merupakan busana nasional Indonesia, tidak hanya busana tradisional Jawa saja. Sehingga kepedulian pada kebaya ini menjadi pintu masuk untuk nguri-nguri kabudayan dalam skala yang lebih luas.

Designer dan anggota paguyuban, Dwi Suwityantini, mengatakan Chattra Kebaya ingin mengubah persepsi masyarakat yang menganggap kebaya sebagai busana njagong. Menurutnya, kebaya adalah busana yang simpel dan dapat dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Selain itu, dengan memakai kebaya dalam keseharian masyarakat turut andil dalam menjaga kebudayaan yang makin terkikis oleh jaman.

Advertisement

“Kami itu tidak sok-sokan [dengan memakai kebaya], tapi berawal dari kecintaan,” ujar dia.

Setiap anggota paguyuban adalah agen untuk mengajak masyarakat luas untuk mencintai kebaya. Caranya dengan menyederhanakan pemakaian kebaya untuk harian.

“Pakai kebaya untuk sehari-hari, why not,” ucap Fitri Arini salah satu anggota paguyuban. Ke depannya Chattra Kebaya akan sering mensosialisasikan kebaya ke universitas, mengadakan seminar dan acara-acara lainnya agar masyarakat khususnya generasi muda makin peduli pada kebaya.

Advertisement

Peresmian paguyuban Chattra Kebaya ini diramaikan dengan pegelaran wayang interaktif kontemporer dengan dalang Purwadi. Lakon yang dipentaskan adalah “Banowati Ngadi Busono” yang berisi tentang perjuangan wanita untuk memperkenalkan jati diri dan kepribadian bangsa. Beberapa komunitas seperti Do Something Indonesia, Indonesia Bisa, Pechakucha Jogja, Cagar Budaya Kita, Duta Museum DIY, Music for Everyone dan Sekolah Rakyat juga turut hadir meramaikan acara ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif