Jogja
Kamis, 23 Maret 2017 - 13:20 WIB

PENDIDIKAN KULONPROGO : Pembangunan di 6 SD Telan Biaya Rp1,1 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi perpustakaan SD Kranggan yang masih memanfaatkan salah satu ruang kelas kosong di sekolah tersebut, Rabu (22/3/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Pendidikan Kulonprogo mendapat dukungan anggaran

Harianjogja.com, KULONPROGO--Siapkan Rp1,1 miliar, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo akan lakukan pembangunan di enam Sekolah Dasar (SD).

Advertisement

Keenam SD itu masing-masing adalah SD Kranggan (Galur), SD Sogan (Wates), SD Pasirmendit (Temon), SD Banasara (Lendah), SD 4 Wates (Wates), dan SD 1 Jonggrangan (Girimulyo).

Kepala Seksi Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Disdikpora Kulonprogo Julianto menjelaskan, anggaran pembangunan fisik yang dilakukannya di enam sekolah itu bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID) Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kulonprogo 2017.

Sementara saat disinggung mengenai nilai pagu yang fantastis itu, ia menjelaskan, dari keenam titik itu, empat di antaranya menyedot pagu anggaran lebih dari Rp100 juta. “Bahkan yang SD 4 Wates, pagunya mencapai Rp500 juta,” ujarnya saat ditemui di Kantor Disdikpora Kulonprogo, Rabu (22/3/2017).

Advertisement

Anggaran yang besar di SD 4 Wates itu, dikatakan Julianto, rencananya akan dipakai untuk membangun ruang pertemuan di lantai II gedung sekolah yang berlokasi di dekat Stasiun Wates itu. Sebagai salah satu sekolah favorit di Kulonprogo, SD 4 Wates diakuinya memang belum memiliki ruang pertemuan yang representatif.

“Mereka sering menerima kunjungan dari sekolah lain. Apa jadinya kalau mereka tidak memiliki ruang pertemuan yang representatif,” katanya.

Selain bersumber dari DID itu, tahun ini pihaknya juga berencana akan melakukan rehabilitasi gedung dan ruang kelas dari anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat. Dana yang mencapai Rp7,3 miliar lebih itu akan dialokasikannya terhadap 37 sekolah.

Advertisement

Berbeda dengan kegiatan yang anggarannya bersumber dari DID, kegiatan yang dananya berasal dari DAK itu lebih dikhususkan bagi kegiatan rehab saja. Beberapa rehab yang dilakukannya nanti adalah rehab ruang belajar, ruang guru, dan toilet. “Hanya untuk yang tingkat kerusakannya sedang dan berat saja,” katanya.

Ia mengakui, alokasi yang didapatkannya tahun ini memang terbilang sedikit. Pasalnya pihak Pemerintah Pusat telah menginstruksikan agar anggaran mencapai Rp3,7 miliar yang bersumber dari DAK 2017 diperuntukkan bagi pengadaan paket buku, baik buku pengayaan, referensi, maupun panduan pendidik. “Nilai per paketnya Rp50 juta,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif