Bencana Kulonprogo tergolong tinggi namun perhatian pada desa tanggap bencana masih kurang
Harianjogja.com, KULONPROGO –Kendati tergolong sebagai kabupaten dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di DIY, Kulonprogo kurang memberikan perhatian pada keberadaan Desa Tanggap Bencana (Destana).
Terbukti, di tahun ini saja, melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kulonprogo, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo hanya menganggarkan Rp18 juta untuk peningkatan kualitas tiga Destana di Kulonprogo.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulonprogo Hepi Eko Nugroho mengakui tahun ini pihaknya memang menganggarkan pembinaan dan peningkatan kualitas untuk tiga Destana saja. Itu pun diakuinya tak ada anggaran lebih untuk menggelar simulasi.
“Jadi hanya sosialisasi saja,” katanya saat ditemui Harianjogja.com seusai Sosialisasi Pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kulonprogo di Rumah Makan Nggirli, Rabu (22/3/2017).
Sebenarnya, Hepi menambahkan, tahun ini pihaknya sudah menyiapkan program peningkatan kualitas untuk 13 Destana. Namun, keterbatasan anggaran itu memaksa pihaknya terpaksa mengikutsertakan 10 Destana pada program yang digelar oleh BPBD DIY.
Berdasarkan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) BPBD Kulonprogo, pihaknya memperoleh jatah anggaran hanya sebesar Rp160 juta saja. Dikatakan Hepi, sebesar Rp24 juta di antaranya dipakai untuk pengadaan peralatan macam gergaji besi dan angkong.
“Sejak 2015, kami selalu lakukan pengadaan setidaknya 1 unit gergaji besi dan 2 unit angkong untuk masing-masing Desatana,” katanya.