Soloraya
Rabu, 22 Maret 2017 - 14:15 WIB

MASALAH LINGKUNGAN : Warga Diminta Tak Buang Sampah ke Sungai

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wabup Sukoharjo, Purwadi (kanan) melepas peserta susur Sungai Bengawan Solo dari Dukuh Bulakan, Kelurahan Bulakan, Kecamatan Sukoharjo, Rabu (22/3/2017). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Pemkab meminta masyarakat dan pabrik tidak membuang sampah ke sungai.

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo meminta masyarakat dan pelaku usaha tak membuang sampah atau limbah ke sungai. Ke depan sungai bisa dijadikan wahana wisata baru yang bersih dan menarik. Saat ini wisata baru Sungai Bengawan Solo sudah digagas Kota Solo. Pemkab Sukoharjo berharap Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) membangun talut bantaran SBS di wilayah Mojolaban.

Advertisement

Pernyataan itu disampaikan Wabup Sukoharjo, Purwadi seusai melepas peserta susur Sungai Bengawan Solo (SBS), Kamis (22/3/2017). Susur SBS berjarak sejauh 12.5 kilometer dari Dukuh Bulakan, Kelurahan Bulakan, Kecamatan Sukoharjo dan finis di Kampung Sewu, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo. “Susur sungai ini untuk mengetahui seberapa besar pencemaran dan erosi bantaran Sungai Bengawan Solo. Kami minta mulai sekarang masyarakat Sukoharjo tak membuang sampah ke sungai,” kata Wabup.

Mantan anggota DPRD Sukoharjo ini menegaskan kesadaran diri sendiri penting untuk tidak membuang sampah sembarang. “Sungai sudah dirintis menjadi wahana wisata baru. Sukoharjo belum memulai tetapi berharap wisata sungai bisa dibuat di Kecamatan Mojolaban karena wilayah terdekat dengan Solo. Pembangunan talut bantaran sungai menjadi kewenangan BBWSBS.”

Wabup meminta pemilik pabrik mengolah limbahnya dan tidak langsung membuang ke sungai. Lurah Bulakan, Kecamatan Sukoharjo, Darmadi menjelaskan wilayahnya tak ada daerah genangan saat hujan intensitas tinggi. “Kami akan sosialisasikan tak buang sampah ke sungai di pertemuan-pertemuan RT dan RW tetapi juga sulit mengontrol warga tak buang sampah ke sungai. Kebanyakan sampah di sungai dari [wilayah] atas.”

Advertisement

Mengenai wisata sungai, Darmadi menyatakan akan berkoordinasi dengan Pemkab Sukoharjo dan dinas terkait. Sementara itu Kepala BBWSBS Surakarta, Yudi Pratondo, menegaskan sekarang ini beban sungai cukup berat. Dia mencontohkan debit air selama sepekan terakhir berubah signifikan. “Debit hari ini 200 meter kubuk per detik sepekan lalu pernah 1.200 m3/detik. Fluktuatif debit sangat besar karena air dari langit tak langsung meresap ke bumi tetapi mengalir ke sungai,” katanya.

Yudi mengatakan beban sungai tak hanya menampung air hujan tetapi juga limbah pabrik dan air rumah tangga. “Beban sungai itu menjadi beban bersama tak hanya pemerintah. Kami mengajak pemerhati sungai untuk menelusur sungai melihat kondisi sebenarnya. Hasil susur sungai akan direkam bersama dan disusun prioritas program yang gampang terlebih dahulu.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif