Jogja
Rabu, 22 Maret 2017 - 00:19 WIB

KISAH INSPIRATIF : Dusun Senuko Bangun Karakter Anak Muda Lewat Musik Tradisional

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan orang yang teriri dari gabungan sejumlah Komunitas Suling Bambu Nusantara (KSBN) DIY menggelar latihan bersama di dusun Senuko, Desa Sidoagung, Godean. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif datang dari Dusun Senuko Desa Sidoagung Godean Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN-– Potensi sumber daya manusia di Dusun Senuko, Desa Sidoagung, Godean menjadi salah satu aset yang berharga. Kecintaan pada seni mengalir cukup kuat di darah masing-masing warganya, terutama pada seni musik tradisional.

Advertisement

Bahana Desa, merupakan salah satu komunitas musik yang terbangun atas jerih payah para karang taruna di dusun Senoko. Disampaikan oleh Angga Fitra Kurniawan, ketua Bahana Desa bahwa awalnya, komunitas tersebut merupakan komunitas yang terfokus hanya pada alat musik angklung saja.

Namun seiring berjalannnya waktu, karena perkembangan anggota yang cukup banyak, pengalihan alat musik pun terbagi pula ke alat msuik tiup yakni suling.

Advertisement

Namun seiring berjalannnya waktu, karena perkembangan anggota yang cukup banyak, pengalihan alat musik pun terbagi pula ke alat msuik tiup yakni suling.

Karang Taruna Dusun Senuko mengawali langkah untuk memainkan angklung dan suling untuk mengembangkan alat musik tradisional sejak Oktober 2015 lalu. Dulunya, minat terhadap musik tersebut masih sangat kecil yakni hanya berhasil mengumpulkan 17 orang. Namun, saat ini tercatat hampir mencapai 85 orang menjadi anggota Bahana Desa.

“Banyak hal yang kami bangun dari Bahana Desa, terutama dalam hubungan bermasyarakat. Awalnya tidak saling kenal, namun akhirnya bisa sangat dekat,” kata dia.

Advertisement

Pada saat itulah Angga dan kawannya menyadari bahwa potensi SDM yang ada di dusunnya cukup besar. Akhirnya, ada 2015 terbentuklah Bahana Desa yang menelurkan para pemain angklung dan suling tradisional dengan para pemain yang masih terbilang belia.

Ditambahkan Agung Sunardi, Wakil Bahana Desa bahwa harapan terbesar yakni  tercipta bagi anak-anak muda di dusunnya tersebut. Tak hanya menggali kemampuan untuk memainkan alat musik tradisional, namun juga keinginan untuk membentuk karakter yang baik dan santun dalam diri anak-anak dusun Senuko.

“Yang pasti bisa meberi nilai positif bagi masa depan mereka. Saat ini kami berusaha untuk mengarahkan anak-anak muda untuk menerima inspirasi positif,” kata dia.

Advertisement

Sementara, saat potensi SDM yang berlimpah, inventaris bermusik mereka rupanya belum dapat didukung penuh oleh pemerintah dusun dan desa. Di masa mendatang, Bahana Desa berharap besar agar memiliki sanggar sendiri.

Selama ini pun berbagai kegiatan masih didukung dengan swadaya dari anggota. Dikatakannya untuk 2016 belum mendapatkan sentuhan dari pemerintah desa sebagai wujud dukungan untuk perkembangan seni di Dusunnya. Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan yang nyata. Setiap latihan dua kali dalam seminggu baru ada 30 angklung yang tersedia.

“Selama ini kami latihan di salah satu rumah warga yang kosong dan dipersilahkan untuk menggunakan. Sanggar sebenarnya kami butuh untuk memfasilitasi potensi kesenian yang ada di dusun,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif