Jogja
Rabu, 22 Maret 2017 - 05:40 WIB

DEMAM BERDARAH : Pasca Siklus Enam Tahunan, Kulonprogo Masih Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging demam berdarah (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

 

Peningkatan jumlah pasien itu terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan 2013.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-Meski telah melewati siklus enam tahunan Demam Berdarah Dengue (DBD), namun Kulonprogo belum sepenuhnya aman.

Pasalnya, sepanjang dua bulan awal 2017 ini, justru terjadi peningkatan jumlah pasien. Berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo, jumlah penderita DBD di bulan Januari mencapai 13 orang, satu di antaranya meninggal dunia. Sedangkan di bulan Februari, jumlah penderita bertambah menjadi 16 orang.

Diakui Kepala Dinkes Kulonprogo Bambang Haryatno, peningkatan jumlah pasien itu terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2013, dimana tahun itu sama-sama merupakan tahun pasca siklus enam tahunan. “Kalau di tahun 2013 lalu, jumlah pasien di bulan Januari ke Februari justru menurun. Tahun ini malah meningkat. Itu artinya, masyarakat tetap harus waspada,” tegasnya, Senin (21/3).

Advertisement

Tak hanya itu, Bambang juga menambahkan, lokasi terjangkitnya penyakit itu kini juga meluas. Jika biasanya penyakit itu menyerang di kawasan dataran rendah, kali ini pihaknya juga menemukan kasus tersebut di beberapa lokasi perbukitan.

Ia memperkirakan, hal ini disebabkan oleh meningginya suhu di kawasan perbukitan. Selain faktor cuaca ekstrim, hal itu juga tak lepas dari kian berjubelnya pemukiman di kawasan perbukitan. “Kepadatan penduduk meningkat. Selain itu tingginya mobilisasi penduduk ke area perbukitan juga menjadi pemicu berjangkitnya DBD di sana,” kata mantan Direktur RSUD Wates itu.

Terpisah, salah satu staf Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinkes Kulonprogo Habib Akbar menjelaskan, jumlah penderita DBD sepanjang 2017 ini adalah 36 orang. Sedangkan di 2013, jumlah penderita DBD di Kulonprogo hanya 19 orang saja.

Advertisement

Ia menambahkan, tahun 2016 lalu merupakan puncak dari siklus enam tahunan DBD di Kulonprogo. Sepanjang tahun, jumlah penderita DBD mencapai 381 orang. “Dua di antaranya meninggal dunia,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif