Jatim
Selasa, 21 Maret 2017 - 16:05 WIB

PROSTITUSI PONOROGO : Lokalisasi Kedung Banteng Ditutup, Jumlah Penderita HIV/AIDS Kok Naik?

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembongkaran bangunan di bekas lokalisasi Kedung Banteng, Ponorogo, Selasa (12/4/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

HIV/AIDS Ponorogo, jumlah kasus baru penderita HIV/AIDS di Ponorogo mengalami peningkatan setiap tahun.

Madiunpos.com, PONOROGO — Jumlah kasus baru penderita HIV/AIDS di Ponorogo setiap tahun meningkat. Pada tahun 2016, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru di Ponorogo mencapai 100 orang.

Advertisement

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Ponorogo, Yayuk Dwi Wahyuni Kushartati, mengatakan dari tahun ke tahun jumlah ODHA di Ponorogo memang meningkat. Dia memerinci pada tahun 2013 jumlah ODHA baru sebanyak 52 kasus, tahun 2014 sebanyak 82 kasus, tahun 2015 sebanyak 97 kasus, dan tahun 2016 sebanyak 100 kasus.

“Tiap tahun ada kenaikan, dari 2015 ke 2016 ada kenaikan kasus sebanyak tiga kasus,” kata dia kepada Madiunpos.com di ruang kerjanya, Selasa (21/3/2017). Yayuk menuturkan untuk jumlah ODHA baru pada tahun 2017 hingga Maret tetap ada, namun ia tidak mengetahui jumlah pastinya.

Dia menambahkan penderita HIV/AIDS di Ponorogo terdiri atas berbagai kelompok usia mulai anak-anak hingga orang tua. Namun, mayoritas ODHA memang berada di kelompok usia produktif.

Advertisement

Jumlah peningkatan ODHA di Ponorogo juga ada berbagai faktor penyebab, kata dia, di antaranya seks bebas. “Kelompok rentan terkena HIV yaitu kelompok waria, pekerja seks komersial, dan pekerja malam,” jelas dia.

Dia menuturkan ditutupnya lokalisasi terbesar di Ponorogo yaitu lokalisasi Kedung Banteng, Kecamatan Sukorejo, pada tahun 2015 lalu ternyata tidak membuat angka penderita HIV/AIDS di Ponorogo menurun tapi justru naik.

Namun, Yayuk menjelaskan hal itu tidak bisa menjadi acuan, karena penyebab orang terkena HIV/AIDS bisa dari mana saja. Apalagi, saat ini eks PSK di lokalisasi Kedung Banteng itu banyak beroperasi di wilayah lainnya.

Advertisement

“Kami juga melakukan mobile VCT di kafe-kafe dan warung yang diduga jadi tempat prostitusi. Mereka sebenarnya mau untuk menjalani VCT, tinggal pendekatan kita saja,” jelas dia.

Lebih lanjut, ketika ada ODHA baru pihaknya langsung memberikan konseling dan memintanya untuk mau dirawat di poli HIV RSUD Ponorogo. Menurut dia, petugas harus bisa membujuk supaya ODHA baru itu mau dirawat karena kebanyakan dari mereka down saat mengetahui terinveksi virus mematikan ini.

Saat ini, ada dua orang ibu penderita HIV yang sedang mengandung. Petugas terus melakukan pemantauan kondisi dua perempuan itu. “Kami baru menemukan kasus ibu penderita HIV yang hamil. Tentu ini menjadi perhatian bagi kami,” kata Yayuk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif