Jogja
Selasa, 21 Maret 2017 - 00:19 WIB

KEBAKARAN BANTUL : BPBD Akan Membangun Tiga Pos Pemadam Kebakaran

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebakaran truk di Jalan Imogiri Barat, Panggungharjo, Sewon Bantul, Kamis (27/10/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Kebakaran Bantul diantisipasi dengan pembangunan pos damkar

Harianjogja.com, BANTUL-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul akan membangun tiga pos pemadam kebakaran, pada 2017.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto pada Minggu (19/3/2017) mengatakan, pembangunan pos tersebut bertujuan guna mengoptimalkan penanganan bencana kebakaran.

Wilayah yang akan dibangun posko merupakan wilayah yang selama ini sering dilaporkan adanya kasus kebakaran. Nantinya, tiga pos pemadam kebakaran itu akan ditempatkan di Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Imogiri dan Kasihan, Dwi menerangkan, Kecamatan Banguntapan dipilih karena selain banyak berdiri perumahan, juga terdapat lahan pekarangan yang rawan terbakar. Sedangkan di Imogiri sering dilaporkan kebakaran lahan.

“Selain tiga pos pemadam kebakaran itu, ada juga satu pos pemadam di Kantor BPBD Bantul. Keberadaan pos pemadam ini diharapkan bisa lebih cepat menjangkau daerah kebakaran sesuai cakupan masing-masing,” kata dia.

Advertisement

Sesuai dengan standar operasional prosedur, respon dalam menangani kebakaran maksimal 15 menit. Terdiri dari persiapan dalam lima menit pertama, kemudian jalan dan tiba di lokasi, imbuh dia.

Sementara itu, terkait dengan kebutuhan personel pemadam, ia mengatakan, sekarang ini masih cukup, meskipun jumlahnya terbatas, sehingga nanti dalam menjalankan tugas, personel yang ada akan dioptimalkan.

“Untuk armada pemadam sudah memadai, apalagi pemkab sudah mendapat hibah enam mobil pemadam kebakaran dari KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi] yang saat ini akan proses rekondisi,” ujarnya.

Advertisement

Dari data kejadian kebakaran di Bantul selama 2016, sekitar 56 kebakaran terjadi baik di lahan maupun di komplek permukiman, mayoritas penyebab karena kelalaian manusia. Angka ini meningkat dibanding pada 2015 sebanyak 50 sampai 60 kejadian.

“Kebakaran paling banyak terjadi pada musim kemarau,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif