News
Selasa, 21 Maret 2017 - 18:00 WIB

Izin Ekspor Terbit, Freeport Kembali Produksi Konsentrat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah haul truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9/2015). (Antara)

Freeport Indonesia kembali memproduksi konsentrat meski jauh lebih sedikit daripada kondisi normal.

Solopos.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali memulai produksi konsentrat tembaga pada Selasa (21/3/2017), seiring beroperasinya PT Smelting di Gresik, Jawa Timur. PTFI akan memanfaatkan waktu selama 6 bulan sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah, meski hanya mampu memproduksi konsentrat 40% dari produksi normal.

Advertisement

Juru Bicara PTFI, Riza Pratama, mengatakan pihaknya hanya bisa memproduksi 40% konsentrat tembaga, sesuai kemampuan PT Smelting di Gresik. Sebelumnya, produksi konsentrat terpaksa dihentikan semenjak 10 Februari 2017.

“Freeport sudah mulai beroperasi secara bertahap. Kami akan beroperasi sekitar 40% dari normal produksi sesuai dengan kapasitas Smelting di Gresik,” ungkapnya kepada Bisnis/JIBI melalui sambungan telepon, Selasa (21/3/2017).

Namun, Riza enggan membeberkan beberapa jumlah produksi ditahap awal itu. Riza mengatakan penggerusan bijih tembaga di Tembagapura yang menghasilkan konsentrat basah sudah dimulai pada 17 Maret 2017 lalu.

Advertisement

Karena tidak beroperasi, selama satu bulan lebih, tiga gudang penyimpanan berkapasitas masing-masing 40.000—45.000 ton konsentrat tembaga telah penuh. Dalam keadaan normal, sebelum izin ekspor habis, total konsentrat tembaga yang menjadi stok di tiga gudang tersebut hanya sekitar 20.000 ton saja.

Produksi Freeport belum bisa berjalan normal. Pasalnya, 60% produksi untuk diekspor ke luar negeri masih menunggu hasil negosiasi dengan pemerintah. Freeport masih ingin tetap berstatus Kontrak Karya, sedangkan pemerintah masih bersikukuh merubah menjadi Izin Usaha Perambangan Khusus (IUPK) atas dasar untuk meningkatkan pendapatan negara.

Riza menyatakan apabila kondisi tersebut terus berlanjut, investasi pun akan terus ditekan hingga hampir 50%. Dengan kata lain, belanja barang dalam negeri dan jumlah kontraktor akan terus dikurangi.

Advertisement

Sebagian besar konsentrat tembaga PTFI memang ditujukan untuk pasar luar negeri. Setidaknya ada enam negara yang selama ini mendapat pasokan konsentrat tembaga dari PTFI, yakni Spanyol 2%, Korea Selatan 3%, China 10%, India 26%, Filipina 7%, dan Jepang 15%. Alhasil, konsentrat tembaga yang sudah diproduksi sebelumnya telah menumpuk.

VP Geo Engineering PT F Wahyu Sunyoto mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin selama 6 bulan ini, sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah. “Langkah arbitrase tidak kita harapkan. Kami akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif