Jogja
Selasa, 21 Maret 2017 - 00:40 WIB

FENOMENA EQUINOX : Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Dok)

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Harianjogja.com, SLEMAN- Fenomena equinox tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis. Meski begitu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Advertisement

Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG Jogja Djoko Budiono menjelaskan, Equinox bukan fenomena seperti Heat Wave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah. Jika Heat Wave dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama, katanya, Equinox justru berbeda. “Equinox tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis,” katanya, Senin (20/3/2017).

Equinox, kata Djoko, merupakan salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun. Yakni, pada Selasa (21/3) dan Sabtu 23 September. Dia menjelaskan, rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C. Kondisi yang sama diperkirakan terjadi selama fenomena Equinox berlangsung.

“Saat fenomena ini berlangsung, di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian Utara maupun Selatan,” paparnya.

Advertisement

Dia menghimbau masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan dampak dari Equinox. Pasalnya, secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia, khususnya DIY, cenderung lembab dan basah. Sebab, sejumlah daerah saat ini memasuki periode transisi atau pancaroba.

“Kami berharap masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas ini dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan,” ucapnya.

Disinggung soal seringnya hujan deras disertai dengan angin kencang, Djoko menilai, hal itu tidak ada kaitannya dengan Equinox. Menurutnya, hujan deras sesaat yang disertai angin kencang umumnya muncul karena adanya tekanan udara rendah. “Saat ini tekanan udara muncul di Samudera Hindia, berdekatan dengan Australia. Itu bukan karena Equinox,” kata Djoko.

Advertisement

Berdasarkan prakiraan cuaca untuk Selasa (21/3), potensi pertumbuhan awan hujan masih dominan berada di wilayah Utara, Barat dan pesisir DIY. Palung tekanan rendah sepanjang pantai Selatan mencapai MJO fase empat. “Hujan ringan hingga sedang hampir seluruhnya terjadi di wilayah DIY dengan kecepatan angin antara 18 hingga 26 km per jam,” katanya.

Sementara itu, pakar iklim lingkungan Fakultas Geografi UGM Emilya Nurjani mengatakan, Equinox merupakan fenomena biasa dan bukan sesuatu yang meresahkan. Hal itu berbeda dengan gelombang panas yang terjadi di Afrika. “Suhu panas memang akan meningkat, tapi tidak drastis. Saat Equinox suhu maksimal antara 33 hingga 34 derajat celcius,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif