Jogja
Senin, 20 Maret 2017 - 18:05 WIB

PENELITIAN WOLBACHIA : EDP Jogja Perluas Wilayah Pelepasan Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Penelitian Wolbachia di Kota Jogja diperluas jangkauannya

Harianjogja.com, JOGJA-Setelah berhasil melakukan pelepasan Wolbachia melalui peletakan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di tujuh kelurahan di Kota Jogja, EDP-Jogja akan memperluas wilayah pelepasan di Kota Jogja.

Advertisement

Untuk menandai dimulainya pelepasan Wolbachia tahap kedua ini, EDP Jogja akan menggelar syukuran bertajuk “Kenduri Warga”

Menurut ahli serangga EDP Jogja Warsito Tantowijoyo, keberhasilan ini dinilai berdasarkan persentase nyamuk ber-Wolbachia di wilayah peletakan. “Saat ini persentase nyamuk ber-Wolbachia cukup tinggi. Bahkan kami sudah menghentikan sementara peletakan ember di empat kelurahan,” imbuhnya.

Advertisement

Menurut ahli serangga EDP Jogja Warsito Tantowijoyo, keberhasilan ini dinilai berdasarkan persentase nyamuk ber-Wolbachia di wilayah peletakan. “Saat ini persentase nyamuk ber-Wolbachia cukup tinggi. Bahkan kami sudah menghentikan sementara peletakan ember di empat kelurahan,” imbuhnya.

Keberhasilan pelepasan Wolbachia di tujuh kelurahan di Kecamatan Tegalrejo dan Wirobrajan ini bukan tanpa tantangan. Warsito menyebut tingginya populasi nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satunya.

“Waktu pelepasan [di tujuh kelurahan tersebut] menjadi lebih lama,” ungkap Warsito sembari mengatakan masyarakat tidak keberatan dengan bertambahnya durasi pelepasan.

Advertisement

“Berdasarkan pengacakan wilayah yang dilakukan secara terbuka di Balai Kota Yogyakarta 25 Januari lalu, kami akan melepas di 12 klaster dari 24 klaster yang kami buat,” lanjutnya.

Adi menambahkan, pihaknya akan membandingkan kasus DBD yang terjadi di 12 klaster pelepasan dengan 12 klaster lainnya yang berperan sebagai pembanding. Kota Jogja dipilih mengingat kasus demam berdarah dengue (DBD) masih terbilang tinggi.

Dia mencatat pada Januari 2017 ditemukan 95 kasus DBD di Kota Jogja. Angka ini naik enam kasus dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 89 kasus. “EDP Jogja bekerja sama dengan Dinas Kesehatan [Dinkes] Kota Jogja dalam pendataan kasus DBD,” lanjut Adi.

Advertisement

Sementara itu, Koordinator Komunikasi dan Pelibatan Masyarakat EDP Jogja, Bekti Dwi Andari mengatakan untuk menandai dimulainya pelepasan Wolbachia tahap kedua, EDP Jogja akan menggelar syukuran yang dikemas dalam sebuah bertajuk “Kenduri Warga.”

Rencananya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X akan hadir adalam acara “Kenduri Warga” tersebut. “Acara akan digelar di Pendopo Taman Siswa 22 Maret besok,” jelas Bekti.

Dalam syukuran ini, tokoh masyarakat di Kota Jogja, Sleman dan Bantul yang hadir akan disuguhi hiburan rakyat. “Kami bekerja sama dengan Teater Sego Gurih untuk menyuguhkan hiburan rakyat seperti mocopatan dan guyon maton,” imbuh Bekti.

Advertisement

Selain itu, seluruh tamu undangan yang hadir akan disuguhi film-film pendek karya pelajar Kota Jogja yang ikut dalam Kompetisi Film Pendek Pelajar 2017 dengan tema “DBD Ora Wae”. Pemutaran film pendek ini merupakan wujud apresiasi EDP Jogja terhadap karya pelajar Kota Jogja yang terkenal kreativitasnya.

Bekti menambahkan, EDP Jogja menggelar kompetisi film pendek ini sebagai upaya menumbuhkan kesadaran di kalangan remaja akan bahaya DBD. Selama ini pengendalian DBD seolah hanya menjadi tanggungjawab jumantik yang lazimnya merupakan ibu-ibu rumah tangga.

“Hasilnya sangat memuaskan. Film-film karya pelajar kita sangat layak ditonton dan digunakan sebagai sarana sosialisasi,” pungkas Bekti.

Dia berharap film-film ini akan berkontribusi dalam sosialisasi kewaspadaan DBD tidak hanya di Jogja, namun di seluruh Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif