Jogja
Senin, 20 Maret 2017 - 08:55 WIB

BANDARA KULONPROGO : Warga Terdampak Gotong Royong Bangun Rumah Secara Bergantian

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan pengukuran lahan calon lokasi bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), tepatnya di Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (22/2/2016). Sebelumnya, beberapa bidang lahan memang belum bisa terjangkau upaya pengukutan secara maksimal akibat adanya aksi penolakan warga.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, warga terdampak siap membangun pemukiman.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Kelompk pemukim yang siap membangun hunian baru telah menyimpan dana sebesar Rp19 miliar di bank daerah. Dana tersebut dimiliki oleh sekitar 169 KK yang merupakan warga terdampak bandara yang memilih relokasi.

Advertisement

Baca Juga : BANDARA KULONPROGO : 169 KK Warga Relokasi Simpan Dana Rp19 Miliar

Sekretaris Dinas Perdagangan Slamet Santosa menyampaikan dana terbanyak berasal dari Desa Palihan berkisar Rp8 miliar dari 72 Kepala Keluarga (KK). Sementara jumlah terkecil yakni Rp651 juta dari Desa Jangkaran yang hanya memiliki 4 KK. Djaka menyebutkan total terdapat 22 kelompok pemukim yang berada di 5 desa relokasi yakni Janten, Palihan, Jangkaran, Kebonrejo, dan Glagah.

Jumlah kelompok pemukim di setiap desa disesuaikan dengan jumlah KK masing-masing. Nantinya, warga akan bergotong royong membangun bersama rumah secara bergantian. Dikatakan pula jika lahan relokasi warga terdampak bandara akan menggunakan tanah kas desa seluas 12,4 hektar. Selain itu, adapula lahan PAG di Kulur, Temon yang ditujukan bagi warga relokasi dengan sistem magersari seluas 9.100 meter.

Advertisement

Sebelumnya, Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono mengatakan pembangunan rumah relokasi diperkirakan akan bisa selesai dilakukan dalam 90 hari. Waktu tersebut dianggap relatif cepat karena rumah yang dibangun hanya 1 lantai. Karena itu, pengosongan lahan bandara diminta menyesuaikan dengan selesainya pembangunan rumah tersebut.

Masyarakat sendiri diberikan pilihan beberapa tipe rumah mulai dari tipe 36 sampai tipe 100. Setiap KK mendapatkan jatah tanah seluas 200 meter persegi dengan opsi denah bervariasi sesuai dengan keinginan warga. Adapun, rumah relokasi akan dibangun dengan konsep tahan gempa sebagaimana rumah sejenis lainnya yang dibangun di DIY.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif