Jogja
Minggu, 19 Maret 2017 - 19:20 WIB

KEKERASAN JOGJA : Ada Pelaku yang Ingin Pulang untuk Kembali Bersekolah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas menggiring dan menunjukkan para pelaku (bersebo) bersama barang bukti senjata tajam dan tiga sepeda motor dalam sebuah jumpa pers ungkap kasus pembacokan di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (14/03/2017). Sebanyak tujuh pelaku yang sebagian besar mereka masih dibawah umur ditangkap Selasa pagi. Aksi kenakalan dan kekerasan remaja ini menewaskan Ilham Bayu Fajar, seorang pelajar SMP di Jalan Kenari pada Minggu (12/03/2017). Kapolda DIY Brigjend Pol Ahmad Dofiri berpesan kepada orang tua agar tidak memberikan fasilitas kendaraan bermotor kepada anak dibawah umur dan menjaga anak untuk tidak keluar malam. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Kekerasan Jogja, pelaku masih di bawah usia.

Harianjogja.com, JOGJA – Tidak semua pelaku terlibat aksi klithih yang membuat hilangnya nyawa Ilham Bayu Fajar sepenuhnya merasa menyesal. Tim pendamping dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DIY menyatakan ada pelaku yang tidak menyesali perbuatannya. Ada pula pelaku yang saat diperiksa kepolisian, dengan santai menyampaikan keinginannya untuk segera pulang ke rumah agar bersekolah lagi.

Advertisement

Baca Juga : KEKERASAN JOGJA : Ups, Pelaku Tak Sepenuhnya Menyesal

Pendamping dari LPA DIY Pranowo menyampaikan salahsatu pelaku yang ia dampingi tiba-tiba mengajukan pertanyaan kapan segera pulang ke rumah dengan alasan ingin segera bersekolah. Tersangka yang menyampaikan pertanyaan itu kebetulan masih bersekolah di jenjang SMP. Pranowo menganggap celotehan itu sebagai bentuk mereka tidak memahami risiko yang harus ditanggung atas perbuatannya. Padahal dalam pusaran kasus itu, anak tersebut sebagai tersangka yang membawa senjata tajam.

“Jadi saat malam itu [kami mendampingi], ada yang bilang, pak ini kapan pulang saya mau sekolah, dia SMP kebetulan. Di satu sisi itu kepolosan dia, tetapi di sisi lain mungkin juga tidak paham dengan resiko yang dia lakukan,” ujarnya, Sabtu (18/3/2017)

Advertisement

Ia menambahkan, data yang ia dapat dari hasil mendampingi para pelaku, mereka sebagian besar memiliki latar belakang perilaku yang tidak terlalu baik. Salahsatunya FF yang pernah berurusan dengan kepolisian di salahsatu wilayah di DIY karena kasus pengeroyokan. Sehingga ada kemungkinan dia terbiasa melakukan aksi kekerasan jalanan atau klithih tersebut.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif