Jogja
Minggu, 19 Maret 2017 - 00:40 WIB

ANTISIPASI KEKERINGAN BANTUL : BPBD Gagas Gerakan Menabung Air

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Solopos/Dok.)

Gagasan sistem menabung air itu bisa diwujudkan dengan pembangunan sebuah tampungan air di wilayah-wilayah yang selama ini rawan kekeringan

Harianjogja.com, BANTUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggagas pembuatan sistem menabung air sebagai upaya mengantisipasi kekeringan di wilayah tertentu akibat musim kemarau.

Advertisement

“Sistem menabung air bisa jadi salah satu solusi antisipasi kekeringan sebab air yang ditabung di wilayah tertentu saat kemarau bisa dimanfaatkan. Ini baru kami wacanakan,” kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto seperti dikutip Antara, Sabtu (18/3/2017).

Menurut dia, gagasan sistem ‘menabung air’ itu bisa diwujudkan dengan pembangunan sebuah tampungan air di wilayah-wilayah yang selama ini rawan kekeringan atau kesulitan air akibat musim kemarau karena daerah itu ada di perbukitan.

Oleh sebab itu, kata dia, diharapkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan kekeringan tertarik mewujudkan sistem ‘nabung air’ yang digagas itu agar nantinya pemkab melalui BPBD bisa berupaya merealisasikan.

Advertisement

“Belum dianggarkan karena di 2017 ini baru akan melakukan kajian sistemnya seperti apa, apakah hanya orang per orang dengan pembanguan bak, atau membangun model bak seperti embung untuk bersama,” katanya.

Sistem ‘menabung air’ seperti yang digagas ini menurutnya belum ada di wilayah DIY, namun menampung air untuk kebutuhan air warganya pernah ada di Gunung Kidul, namun masih kapasitas kecil dan belum optimal.

“Kalau bisa untuk komunal, sehingga masing-masing rumah ada bak tandon yang mendapat suplai air dari tampungan sistem itu. Untuk mewujudkan sistem ini juga perlu komunikasi dengan berbagai pihak,” katanya.

Advertisement

Sementera itu, ia mengatakan, di wilayah Bantul saat ini telah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau, sehingga musim kemarau 2017 diprediksikan mulai berlangsung pada pertengahan April nanti.

Ia mengatakan sebagai solusi sementara untuk mengatasi dampak kemarau tahunan, BPBD menyiapkan bantuan distribusi air bersih ke daerah yang masyarakatnya mengalami kekeringan. Tahun ini disiapkan dana sekitar Rp50 juta.

“Selain itu kami juga akan dibantu sejumlah badan usaha baik swasta maupun milik pemerintah dalam droping air. Ini solusi sementara, namun harapannya bisa menjangkau semua wilayah,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif