Jateng
Sabtu, 18 Maret 2017 - 15:50 WIB

PABRIK SEMEN KENDENG : Kaki Petani Kendeng Disemen, Ini Kata Ganjar

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah petani menyemen kaki mereka saat berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (17/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/M. Agung Rajasa)

Pabrik Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng kehadirannya ditolak sebagian warga dengan cara menyemen kaki di depan Istana Negara.

Semarangpos.com, SEMARANG – Aksi penolakan yang dilakukan sebagian warga di sekitar kawasan Pegunungan Kendeng akan keberadaan Pabrik Semen PT Indonesia di Rembang dengan cara menyemen kakinya di depan Istana Merdeka, Jakarta, menimbulkan keprihatinan bagi Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Meski demikian, orang nomor satu di jajaran Pemprov Jateng itu tetap bersikukuh dengan pendiriannya untuk tidak mencabut izin pendirian pabrik semen.

Advertisement

“Permintaan saya ini sebenarnya tidak populer, tapi seandainya boleh meminta mbok protesnya jangan menyakiti diri. Ini sudah kali kedua [warga penolak menyemen kaki]. Enggak perlu disemen pasti Presiden mau menemui mereka. Toh, kompensasi juga sudah kami berikan,” ujar Ganjar saat ditemui wartawan di Gedung Pemprov Jateng Lantai II, Semarang, Jateng, Jumat (17/3/2017).

Ganjar memprediksi apa yang dilakukan para warga penolak yang akrab disebut Petani Kendeng itu akan menimbulkan dramatisasi dan menumbuhkan solidaritas dari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Apalagi, warga penolak pabrik semen itu sempat menyatakan berasal dari berbagai daerah di sekitar kawasan Pegunungan Kendeng, seperti Rembang, Pati, Grobogan, dan Kudus.

“Saya juga sedih melihatnya. Kalau bisa mbok ya jangan disemen biar tidak sakit badannya. Menunggu saja di depan Istana Merdeka dan berkomunikasi dengan Menteri [BUMN],” imbuh Ganjar.

Advertisement

Kendati prihatin, Ganjar menilai apa yang dilakukan sebagian warga di kawasan Pegunungan Kendeng itu tidak logis. Ia menilai penolakan para petani Kendeng akan keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang tidak beralasan.

“Alasannya apa? Apa karena kerusakan lingkungan hidup? Apa karena adanya pabrik semen membuat mereka sulit mendapatkan air? Pabrik semen di sana sudah membangun pipanisasi, bahkan membuat embung untuk kebutuhan air masyarakat sekitar. Jadi semua kebutuhan warga dipenuhi,” tegas Ganjar.

Ganjar menilai keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang akan memberikan banyak manfaat bagi warga sekitar. Meski ada sebagian warga yang menolak, tapi ada juga sebagian warga yang mendukung.

Advertisement

“Oleh karena itu, mari kita hormati keinginan seluruh masyarakat. Yang menolak kita hormati dengan memberikan kebebasan mereka untuk menyampaikan aspirasi, begitu juga yang pro. Saya kemarin sudah mengumpulkan data yang pro jumlahnya mencapai 7.000 orang,” terang Ganjar.

Sebelumnya, 11 orang yang menyebut petani Kendeng menggelar aksi penolakan pendirian pabrik PT Semen Indonesia dengan cara menyemen kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta. Mereka membelenggu kaki dengan cara dibalut dengan perban dan gipsum mulai dari pangkal jari kaki hingga betis bagian tengah. Selanjutnya, kedua kaki mereka itu dibenamkan di dalam semen yang ditampung pada kotak kayu, dengan ventilasi di bagian jari atau bawah. Aksi itu sudah dilakukan ke-11 orang warga Kendeng itu sejak Senin (13/3/2017).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif