Jogja
Jumat, 17 Maret 2017 - 16:20 WIB

PENDIDIKAN BANTUL : Ada Miskomunikasi Soal Sumbangan Sukarela yang Berujung Tuduhan Penahanan KIP

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pendidikan Bantul sempat tercoreng dengan adanya kasus penahanan uang beasiswa KIP

Harianjogja.com, BANTUL- SMPN 2 Sanden mengembalikan uang beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) milik siswa setempat, yang sebelumnya disebut ditahan karena diduga untuk membayar uang gedung, Kamis (16/3/2017).

Advertisement

Baca juga : PENDIDIKAN BANTUL : Duh, Beasiswa KIP Siswa Ditahan Untuk Uang Gedung

Wali Murid SMP N 2 Sanden, Sarjiyo mengatakan bahwa dirinya telah diminta untuk menyerahkan uang PIP milik putrinya, tepat saat pembagian PIP berlangsung di sekolah.

Advertisement

Wali Murid SMP N 2 Sanden, Sarjiyo mengatakan bahwa dirinya telah diminta untuk menyerahkan uang PIP milik putrinya, tepat saat pembagian PIP berlangsung di sekolah.

Awalnya, dirinya diminta untuk membayar infak sukarela untuk kegiatan sekolah, sehingga Sarjiyo memberikan uang sebesar Rp10.000 [di edisi sebelumnya ia menyebut angka Rp25.000] kepada guru yang berada dekat dengan kardus infak.

Akan tetapi, guru tersebut selanjutnya meminta uang PIP milik putrinya, dengan alasan dirinya belum menyelesaikan pembayaran uang gedung sekolah. Tidak ada pilihan lain, Sarjiyo menyerahkan seluruh uang itu kepada guru tersebut.

Advertisement

Di hari yang sama, ia kembali menemui guru untuk meminta uang tersebut, karena akan digunakan untuk membeli sepatu untuk putrinya. Namun upayanya tersebut gagal.

Sementara itu, pihak sekolah menampik dengan tegas pengakuan Sarjiyo. Kepala SMP N 2 Sanden Windarti menyatakan tidak pernah meminta uang PIP siswa untuk sumbangan sukarela. Sumbangan sukarela yang sudah disepakati antara wali murid bersama komite itu, tidak menentukan sumber dan jumlah uang tertentu.

Bahkan, ketika meminta sumbangan, sekolah terlebih dahulu memaparkan kondisi keuangan sekolah secara terbuka dan transparan kepada komite dan wali murid di sebuah forum bersama.

Advertisement

“Terserah mau dari mana sumbernya, berapa jumlahnya. Tidak ikut sumbangan sukarela juga tidak apa-apa,” tegas dia.

Windarti menyebutkan, uang PIP selalu ia bagikan kepada siswa yang berhak menerimanya, sesuai dengan pendataan Dapodik yang dimiliki oleh sekolah. Dan tidak pernah meminta sepeserpun uang PIP itu untuk kebutuhan sekolah. Namun, dirinya juga tidak mempermasalahkan, apabila ada siswa atau wali murid yang ikhlas ikut mengumpulkan sumbangan menggunakan uang yang berasal dari beasiswa PIP.

“Setelah kejadian yang disebabkan adanya miskomunikasi ini, kami memberlakukan kebijakan, siapapun penerima PIP, tidak diperkenankan ikut sumbangan sukarela pendidikan sekolah, sekalipun mereka ingin ikut menyumbang,” urainya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif