Soloraya
Jumat, 17 Maret 2017 - 06:00 WIB

Bikin Gerrrr, Pidato 1 Menit, Bupati Boyolali Seno Samodro Minta Rp46,5 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (tengah) dan Bupati Boyolali Seno Samodro (keempat dari kiri) melakukan konferensi jarak jauh dengan warga Desa Banyuanyar, Ampel di sela-sela Musrenbangwil Karesidenan Surakarta di Pendapa Kantor Bupati Boyolali, Kamis (16/3/2017). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Musrenbangwil Karesidenan Surakarta digelar di Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) eks-Karesidenan Surakarta di Pendapa Kantor Bupati Boyolali, Kamis (16/3/2017) diwarnai dengan ger-geran.

Advertisement

Salah satunya dipicu pola Bupati Boyolali Seno Samodro saat menyampaikan pidato prioritas pembangunan Boyolali. Dengan gaya yang santai, dia hanya berpidato kurang dari satu menit di depan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang hadir siang itu.

Padahal, hampir semua kepala daerah yang hadir saat itu berbicara sekitar 5-10 menit, bahkan lebih. “Prioritas pembangunan Boyolali. Ini ada sepuluh poin, Pak Gubernur. Lha kesepuluh itu semuanya [tentang] jalan totalnya Rp46,5 miliar,” kata dia disambut tawa peserta.

Hadirin pun kembali tenang mendengarkan pidatonya. Tapi sesaat kemudian dia menyapa Wali Kota Solo FX Hadi Ridyatmo yang sebelumnya sudah mendapatkan giliran berpidato dengan sapaan “Brengos”. Sapaan ini tentu membuat hadirin tertawa.

Advertisement

“Tiga kali menang pilkada, hey Pak Brengos. Yang diusulkan itu bukan yang dibicarakan, tapi yang dibahas di desk,” ujarnya disambut tawa peserta.

Belum usai, tertawa, peserta yang menyangka Seno akan melanjutkan pidato dikejutkan dengan salam petutupan dari Seno. “Sekian terima kasih.” Suasana pendopo pun semakin riuh oleh suara tawa.

Sementara itu, ger-geran juga terjadi hampir di sepanjang Musrenbangwil. Pejabat melontarkan candaan-candaan mereka yang kadang direspons langsung oleh ganjar. Apalagi, banyak pejabat yang lupa berbahasa Jawa saat berbicara. Padahal, di lingkungan pemkab Boyolali, hari Kamis merupakan hari berbahasa Jawa.

Advertisement

Di sisi lain, dalam Musrenbangwil itu usulan yang menonjol dan masuk dalam kategori prioritas adalah, infrastruktur jalan dan jembatan, rehabilitasi irigasi dan embung, sarana rumah sakit dan puskesmas, revitalisasi pasar tradisional, sarana prasarana rambu-rambu lalu lintas, penanganan obyek wisata, dan penataan ruang terbuka hijau.

Sementara Ganjar di antaranya berpesan, Musrenbangwil harus menyertakan perencanaan yang partisipatif dengan palibatan masyarakat. Dia juga meminta kepada semua kepala daerah untuk menghidupkan comlpain handling atau penanganan aduan tentang kondisi masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif