News
Kamis, 16 Maret 2017 - 13:45 WIB

Pria Norwegia Cerita Kebaikan Orang Indonesia Saat Anaknya Kecopetan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pria Norwegia puji orang Indonesia karena anaknya ditolong setelah kecopetan. (Istimewa/Twitter)

Kisah inspiratif kali ini tentang peristiwa pencopetan di Palembang yang menimpa turis asal Norwegia.

Solopos.com, PALEMBANG – Kisah inspiratif tentang warga negara Indonesia muncul dari pria asal Norwegia. Pria itu update status Facebook mengenai pengalaman putrinya saat mengunjungi Palembang. Menjadi korban pencopetan, putrinya, Karin, mendapat pertolongan dari warga Palembang.

Advertisement

Cerita ini disebar oleh pengguna akun Twitter @robbysnt, Selasa (14/3/2017).  “Cerita dari warga Norwegia yang anaknya mendapat musibah di Palembang. Jika berkenan mohon disebarkan terimakasih,” cuit akun @robbysnt.

Cerita yang dimaksud diunggah oleh akun Facebook Oystein Baadsvik. Menggunakan bahasa Inggris, Oysten menceritakan putrinya yang bernama Karin Baadsvik menjadi korban pencopetan di Indonesia, Jumat (10/3/2017). “Sebagian orang memang melakukan hal buruk, tapi kemudian dia bertemu orang-orang yang menolongnya,” ungkap Oystein.

Karin diantar ke kantor polisi untuk membuat laporan. Tak hanya itu, Karin dibelikan makan dan juga diberi tempat tinggal. Penolong yang dikabarkan berasal dari Komunitas Backpacker membuatkan konser mini di sebuah kafe, Sabtu (11/3/2017).  Dari situ Karin mampu mengumpulkan sumbangan senila Rp690.000.

Advertisement

Pemilik kafe membelikan tiket pesawat tujuan Jakarta untuk Karin agar bisa segera mengurus passport. Teman-teman baru Karin itu juga menghubungi teman yang ada di Jakarta untuk membantu Karin menemukan penginapan dan transport selama di Jakarta,” tambah Oystein.

Di akhir ceritanya, ayah Karin memberi pesan mengenai islamophobia yang sekarang ini sedang ramai diperdebatkan. “Terkait isu islamophobia, menurut saya layak disebutkan di cerita ini. Mereka yang menolong Karin adalah orang-orang mayoritas di Indonesia, mereka muslim,” tutup Oystein.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif