News
Kamis, 16 Maret 2017 - 18:00 WIB

Mark Rutte Menangi Pemilu Belanda, Populisme & Antiimigran Belum Usai

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PM Belanda Mark Rutte dari Partai Liberal dan politikus ultra kanan Geert Wilders dari Partai PVV dalam debat di The Hague, Belanda, Selasa (14/3/2017). (JIBI/Solopos/Reuters/Pool)

Mark Rutte kembali memenangi Pemilu Belanda mengalahkan tokoh ultrakanan dan antiimigran, Geert Wilders.

Solopos.com, AMSTERDAM — Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte, berhasil menyingkirkan penantangnya, Geert Wilders, yang dikenal sebagai politikus ultrakanan, anti-muslim dan pendatang, serta anti-Uni Eropa. Hasil pemilu Belanda ini melegakan banyak pihak di Eropa Barat yang sedang dilanda gerakan populisme dan ultranasionalisme.

Advertisement

Rutte menang meskipun dengan jumlah anggota parlemen dari partainya berkurang dari periode sebelumnya. Tak lama setelah kepastian Rutte memenangkan pemilu, nilai euro menguat. Rutte menyerukan agar gerakan populisme dihentikan setelah Brexit dan terpilihnya Donald Trump di Amerika.

Sementara itu bagi Wilders, kekalahan ini sangat mengecewakan mengingat dia unggul di polling dalam kampanye terakhirnya dan berharap bisa mematahkan dominasi partai Rutte, yaitu partai kanan tengah (VVD). Para analis politik menyatakan kemenangan Rutte bisa menginspirasi kemenangan tokoh anti-populisme lainnya di Eropa barat, yaitu Prancis. Di sana, pemimpin Partai Front Nasional yang ultra-kanan, Marine Le Pen, akan berlaga di pemilu Prancis Mei mendatang.

Rutte mendapatkan ucapan selamat dari para pemimpin negara Uni Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel. Merkel akan ditantang Partai Sosial Demokrat yang didukung Partai Alternatif Jerman (yang dikenal antiimigran). “Saya ingin segara melanjutkan kerja sama yang baik sebagai sahabat, tetangga, dan warga Eropa,” kata Merkel melalui juru bicaranya dikutip Reuters, Kamis. Baca juga: Curhat WNI di Tengah Sentimen Anti-Pendatang Jelang Pemilu Belanda.

Advertisement

Namun, tantangan kaum anti-muslim dan antipendatang di Belanda kian besar. Sejumlah partai, termasuk partai Rutte, VVD, dan partai Kristen Demokrat (CDA), telah mengadopsi berbagai platform yang dikampanyekan Wilders. Di sisi lain, Wilders berjanji akan menjadi oposisi yang kuat untuk mengimbangi pemerintahan Rutte.

Berdasarkan hasil perhitungan sementara (95% suara), partai Rutte baru mendapatkan 33 kursi dari 150 total kursi di parlemen Belanda. Jumlah itu turun dari pemilu 2012 sebanyak 41 kursi. Sedangkan partai pimpinan Wilders mengumpulkan 20 kursi parlemen. Baca juga: Pemilu Belanda Dimulai, Sentimen Anti-Islam Memanas.

Bahkan para analis menilai kemenangan Rutte juga tidak lepas dari sikap keras Belanda terhadap Turki, termasuk pengusiran menteri Turki dari negara itu belum lama ini. “Di atas semua [faktor] itu, Presiden Turki Erdogan memberi [Rutte] hadiah yang indah,” kata guru besar dari University of Georgia, Cas Muddle.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif