Sport
Kamis, 16 Maret 2017 - 20:25 WIB

LIGA CHAMPIONS : Nasib Tim Inggris Kian Tragis

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Manchester City saat kebobolan. (JIBI/Reuters/Andrew Couldridge)

Liga Champions diwarnai dengan tim-tim Inggris yang tak berkutik.

Solopos.com, MONACO — Liga Premier Inggris konon menjadi kompetisi paling ketat di Benua Eropa, bahkan di dunia. Dominasi satu atau dua klub belakangan amat jarang ditemui di negeri Ratu Elizabeth itu.

Advertisement

Namun kompetisi dengan standar tinggi ini nyatanya tak banyak berarti ketika klub Inggris bertanding di Liga Champions. Tersingkirinya Manchester City dari AS Monaco lewat gol tandang dalam agregat 6-6 menjadi pukulan telak bagi sepak bola Inggris. The Citizens, menyusul Arsenal yang masuk kotak di babak 16 besar setelah dibantai Bayern Munchen dengan agregat 10-2. Praktis kini Inggris hanya diwakili tim yang sebelumnya justru tak diunggulkan, Leicester City, di perempatfinal.

Ada kesamaan antara City dan Arsenal yang membuat kedua klub karam lebih cepat di Liga Champions. Dua-duanya memiliki masalah besar di belakang! Angka kebobolan City dan Arsenal dari fase grup hingga leg kedua babak 16 besar berjumlah sama yakni 16 gol. Hanya Legia Warsawa yang kebobolan lebih banyak dari mereka yakni 24 gol.

Buruknya lini belakang tim bukannya tak disadari Pelatih Manchester City, Josep “Pep” Guardiola. Namun Pep enggan hanya menyalahkan para beknya saat keok 1-3 atas Monaco dalam leg kedua babak 16 besar di Stade Louis II, Kamis (16/3/2017) dini hari WIB. Pertahanan City banyak dikritik lantaran dibobol dua gol dengan mudah di babak pertama. Pertahanan City yang digalang John Stones diobrak-abrik sebelum gol Kylian Mbappe dan Fabinho.

Advertisement

“Ini bukan cuma soal pertahanan, masalahnya bukan cuma itu. Masalah kami adalah pada babak pertama kami seperti tidak di lapangan. Penyerang harusnya bermain agresif dan menyambut bola, tapi itu tak terjadi,” ujar Pep kepada The Guardian, Kamis (16/3).

“Tim ini tidak memiliki banyak pengalaman. Kami akan  terus berbenah karena ada tuntutan yang besar dalam turnamen ini,” sambung Pep.

Bagi Monaco, kemenangan atas City membuka asa mengulangi memori indah tahun 2004. Kala itu klub berjuluk Les Monegasques ini tampil di final Liga Champions meski tak diunggulkan. Gelandang Monaco, Bernardo Silva, menyebut kekuatan Monaco berakar dari mental yang tidak kenal kata gentar.

Advertisement

“Kami bahkan tidak gemetar saat kedudukan 2-1. Kami tidak takut, dan itulah kekuatan kami sepanjang musim ini,” ujar Silva seperti dilansir Uefa.com. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif