Soloraya
Sabtu, 11 Maret 2017 - 05:00 WIB

WISATA KLATEN : Festival Durian Jatinom 2017 Diusulkan Batal Digelar, Ini Sebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi buah durian (JIBI/Solopos/Dok.)

Wisata Klaten yakni festival durian Jatinom batal digelar.

Solopos.com, KLATEN — Festival durian di Lapangan Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten, yang diagendakan 22 Maret mendatang diusulkan batal digelar. Hal itu disebabkan para petani durian mengalami gagal panen.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun, festival itu masuk dalam kalender event Kabupaten Klaten 2017. Camat Jatinom, Sip Anwar, mengatakan durian menjadi salah satu potensi di kecamatan setempat lantaran banyaknya petani buah dengan ciri khas kulit keras serta tajam menyerupai duri itu.

Sejumlah petani durian tersebar di beberapa desa seperti Socokangsi, Kayumas, Beteng, Randulanang, Bandungan, serta Tumireng. “Dari festival ini rencananya itu setiap desa di Jatinom mengirimkan perwakilan buah duriannya yang bagus dan nanti dinilai. Selain penilaian durian, juga akan disiapkan tempat untuk berjualan durian sehingga warga juga bisa menjual di sana,” ungkapnya, Jumat (10/3/2017).

Ia mengatakan total anggaran sekitar Rp100 juta dari APBD sudah dipersiapkan untuk perhelatan tersebut. “Festival pernah digelar pada 2014 dan 2015. Hanya, pada 2016 kegiatan tidak ada,” katanya.

Advertisement

Festival diadakan pada Maret bersamaan dengan para petani memasuki musim panen. Namun, pada 2017 petani durian mengalami gagal panen lantaran faktor cuaca.

“Biasanya panen itu pada Februari-Maret. Tetapi, sekarang ini tanaman tidak berbuah. Kalaupun berbuah itu sangat sedikit. Itu disebabkan faktor cuaca dengan kondisi intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini membuat tanaman sulit berbunga,” ungkapnya.

Lantaran hal itu, pemerintah kecamatan setempat sudah mengusulkan ke pemkab agar festival tersebut dibatalkan. “Kami sudah usulkan ke Plt Bupati agar festival ditiadakan. Pertimbangannya ya karena kondisinya gagal panen sehingga tidak bisa dipaksakan,” urai dia.

Advertisement

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Joko Wiyono, membenarkan festival itu diusulkan batal digelar. Menurut dia, pengelolaan festival tersebut diserahkan ke Kecamatan Jatinom.

Sementara itu, Kepala Desa Randulanang, Sumarno, tak menampik para petani durian mengalami gagal panen. Hal itu seperti yang dirasakan petani di wilayahnya.

“Biasanya musim ini sudah panen. Tetapi, karena intensitas hujan yang tinggi itu membuat tanaman sulit berbunga. Kalaupun berbunga pasti jatuh dan tidak bisa menghasilkan durian. Kalau bulan seperti ini biasanya sudah banyak yang jualan di tepi jalan. Tetapi, saat ini tidak ada,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif