Soloraya
Sabtu, 11 Maret 2017 - 04:00 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Subsidi Angkuta Diberikan Setelah Uji Coba Rute Baru

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Angkutan pengumpan Batik Solo Trans (BST) terparkir di Kantor Dishub Kota Solo, Selasa (10/1/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, Pemkot akan mempertimbangkan subsidi bagi angkuta setelah uji coba rute baru.

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo berkomitmen mengupayakan pemberian subsidi bagi sopir angkutan umum perkotaan (angkuta) maupun angkuta pengumpan (feeder).

Advertisement

Subsidi akan diupayakan setelah uji coba rute baru dan angkutan feeder beroperasi. Pemkot akan melihat apakah angkuta dan angkutan feeder sudah memenuhi standard operational procedure (SOP) yang ditetapkan Dinas Perhubungan (Dishub) atau belum.

Rudy, sapaan akrab Wali Kota, meminta sopir angkuta tidak perlu khawatir dengan rencana penerapan rute baru. Dia menuturkan Pemkot bakal mengupayakan pemberian subsidi bagi angkuta jika sanggup mematuhi SOP.

Rudy menegaskan sopir angkuta maupun feeder tidak boleh ngetem terlalu lama, mengangkut penumpang tidak boleh lebih dari 12 orang, dan tidak boleh merokok di angkuta. “Mlaku sik [Jalan dulu]. Kalau teman-teman bisa sesuai SOP, kami tinggal berjuang. Kalau sopir masih angkut penumpang sampai ada yang grandul dan merokok di dalam mobil, kami tidak mau mengupayakan,” kata Rudy saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (10/3/2017).

Advertisement

Sebelumnya, para sopir angkuta berharap mendapat subsidi jika rute baru angkuta mulai dioperasikan dan tarif seragam (flat) mulai diberlakukan. Rudy mengatakan akan melihat uji coba penerapan rute baru dan pengoperasian feeder setidaknya selama 3-6 bulan.

Dia memastikan penerapan rute baru dan pengoperasian 41 feeder baru bakal dimulai Maret 2017 ini. Terkait penerapan tarif penumpang di angkuta dan feeder, Rudy menyerahkan kewenangan kepada Dishub untuk membahas lebih dahulu dengan anggota koperasi angkuta.

“Tiga sampai enam bulan jalan lalu dieveluasi. Setelah itu baru bicara subsidi. Kan kami juga butuh bicara sama Dewan [DPRD]. Dihitung dulu juga subsidinya bagaimana. Yang jelas Maret ini feeder harus sudah mulai dioperasionalkan. Kalau kemarin pembahasan selesai, 2 Maret sebenarnya feeder bisa jalan di rute baru. Tapi [pembahasan] teman-teman ternyata belum selesai. Sekarang rute sudah sepakat. Tinggal membahas SOP,” terang Rudy. (Baca juga: Teknis Belum Siap, Pengoperasian 41 Feeder Molor Lagi)

Advertisement

Disinggung soal nilai sewa feeder, Rudy menerangkan Pemkot sebenarnya tidak semata-mata menarik sewa kepada sopir. “Kalau nominalnya kisaran Rp1 juta, bukan sewa. Paling tidak tanggungan itu untuk rasa ikatan antara sopir feeder dengan Pemkot. Besarannya belum. Saya suruh putuskan dengan Dishub. Yang penting uang itu kan enggak memberatkan sopir feeder,” jelas Rudy.

Sopir angkuta, Triyono, berharap Pemkot memberikan subsidi bagi sopir angkuta setelah pengoperasian rute baru dan penerapan tarif flat. Dia juga mengusulkan agar Pemkot menarik biaya sewa feeder kepada sopir tidak sampai Rp1,5 juta/tahun, melainkan Rp1 juta/tahun. Berdasarkan kesepakatan dengan Dishub, penerapan rute baru angkuta mulai berjalan mulai Maret 2017.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif