Ruang terbuka hijau Gunungkidul juga menyasar area perbatasan.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus mempercantik kawasan di wilayah perbatasan. Setelah pembangunan di Semin dan Ngawen, rencananya pembangunan akan dilanjutkan di wilayah perbatasan di Purwosari dan Girisubo.
Baca Juga : RUANG TERBUKA HIJAU GUNUNGKIDUL : Kawasan Perbatasan Terus Dipercantik
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul Irawan Jatmiko menjelaskan, konsep yang dibangun di setiap memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan potensi yang dimiliki.
“Bisa dilihat sendiri. Misalnya di Patuk dengan ikon topeng kayu, batik di Ngawen dan pemahat batu di Semin. Nanti di Girisubo dan Purwosari juga sama dengan menonjolkan potensi yang ada,” kata matan Kepala Kapedal ini, Jumat (10/3/2017)
Dia menjelaskan, pemilihan konsep dengan mengedepakan potensi lokal bertujuan untuk mengenalkan potensi itu secara lebih luas lagi.
“Kalau untuk dua perbatasan yang belum ada ruang terbuka hijau [Girisubo dan Purwosari] masih kita gali Karena harus pas sehingga bisa pas dengan keberadaan di wilayah perbatasan yang lain,” ujarnya.
Menurut dia, pemilihan konsep tidak akan dilakukan secara gegabah. Terlebih lagi pada prosesnya masih panjang karena pelaksanaan masih menunggu upaya pembebasan lahan dari pemkab.
“Kemungkinan untuk pembangunan di dua kecamatan itu baru dilakukan tahun depan. Jadi kami masih punya waktu untuk menentukan temanya seperti apa,” imbuh Irawan.
Terpisah, Kepala Bidang Pertahanahan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Gunungkidul Madyarina Mulyaningsih mengatakan, untuk pembebasan lahan sebagai tempat ruang terbuka hijau di Girisubo dan Purwosari, pihaknya sudah mengalokasikan anggaran Rp1,3 miliar. Rinciannya Rp700 juta untuk pembebasan di Purwosari dan sisanya Rp600 juta akan digunakan pembebasan di wilayah Girisubo.
“Pagunya sudah disiapkan. Mudah-mudahan akhir tahun nanti proses pembebasan bisa selesai dan pembangunan ruang terbuka hijau dapat segera diwujudkan,” kata Ningsih.