Teknologi
Jumat, 10 Maret 2017 - 15:39 WIB

Skip Challenge, Tren Berbahaya yang Kembali Ngetop di Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Skip Callenge yang sedang ngetren di Indonesia. (Istimewa/Instagram)

Muncul tren di kalangan anak sekolah atau remaja yang bisa memicu kerusakan tubuh.

Solopos.com, SOLO – Belum lama ini rekaman anak-anak sekolah asal Indonesia melakukan Pass Out Challenge beredar di media sosial. Sebuah video disertai peringatan mengenai bahaya Skip Challenge diunggah akun populer Instagram @lambe_turah, Kamis (9/3/2017).

Advertisement

Tak semua tren di dunia maya layak untuk diikuti. Salah satunya permainan Skip Challenge atau Pass Out Challenge yang belum lama ini menjadi tren di kalangan remaja Indonesia. Secara umum perlu diketahui aktivitas ini bisa memicu kerusakan organ tubuh.

Dihimpun Solopos.com dari laman Wikipedia dan Nobullying.com, Jumat (10/3/2017), Skip Challenge memiliki banyak sekali sebutan, selain dua sebutan di atas, aktivitas tersebut juga disebut Choking Game dan Space Monkey Challenge.

Meski dilakukan dengan beberapa cara berbeda, Skip Challenge dan nama-nama lain tersebut memiliki tujuan sama, yakni secara sengaja dan sementara memotong pasokan oksigen ke otak. Orang yang melakukan aktivitas tersebut akan pingsan selama beberapa saat dan merasakan euforia. Laman nobullying menyebut Skip Challenge sebagai cara merasakan sensasi mengganja tanpa memasukan obat terlarang itu.

Advertisement

Tidak ada catatan pasti kapan pertama kali tantangan ini muncul, catatan terjauh mengenai Skip Challenge sudah ada sejak 1995. Di kalangan remaja, alasan mereka mau melakukan Skip Challenge pun beragam. Ada yang melakukan itu karena tekanan teman sebaya, keinginan untuk menjadikan masa sekolah memiliki kenangan yang tak terlupakan, demi popularitas, dan demi mengikuti apa yang dilakukan teman-teman dekat.

Sebagian besar pelaku Skip Challenge mengira aktivitas yang mereka lakukan tidak berbahaya dan tidak memiliki efek samping apapun. Berkurang atau hilangnya pasokan oksigen ke otak secara medis disebut dengan Hypoxic-Anoxic Brain Injury (HAI).

Kondisi tersebut bisa berakibat fatal, mulai dari pingsan hingga kerusakan sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi tidak dapat diprediksi, tergantung lokasinya. Dengan kata lain Skip Challenge bisa mengakibatkan kelumpuhan seketika, kebutaan, bisu, dan efek kerusakan sel lainnya.

Advertisement

Bahaya tren Skip Challenge sangatlah nyata, pada bulan Maret 2016, bocah 11 tahun asal Karolina Utara, Amerika Serikat, Da Vorious, ditemukan tak sadarkan diri di kamar mandi. Ia meninggal dunia saat mendapat penanganan pertama di rumah sakit.

Seperti dilansir NYdailynews.com, pihak keluarga menyatakan Da Vorious meninggal karena ikut mempraktikkan Skip Challenge. Tren berbahaya itu diketahui bocah tersebut dari media sosial. Berdasarkan penelitian Oregon Health Authority pada 2012. Dalam kurun waktu 1995-2007 ada 82 kematian yang disebabkan Skip Challenge, anak yang meninggal berusia 6-19 tahun.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif