Jateng
Jumat, 10 Maret 2017 - 09:50 WIB

KISAH INSPIRATIF : 19 Tahun, Mantan Tukang Becak di Grobogan Ini Tambal Jeglongan

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudarto, mantan tukang becak yang menambal jalan di Grogogan (kanan), didatangi Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, saat tengah menambal jalan, Rabu (8/3/2017. (Istimewa-Humas Pemprov Jateng)

Kisah inspiratif kali ini hadir dari mantan tukang becak di Grobogan yang tanpa pamrih menambal jalan berlubang atau jeglongan.

Semarangpos.com, GROBOGAN Bermula dari pengalaman jatuh terperosok saat mengendarai becak, seorang pria di Grobogan, Sudarto, memutuskan menjadi penambal jeglongan atau jalan berlubang.

Advertisement

Menggunakan alat seadanya, seperti linggis, cangkul, sekop, dan penggaruk, pria asal Dusun Lodran, Desa Karangharjo, Kecamatan Pulokulon, Grobogan itu dengan ikhlas selama hampir 19 tahun berburu jalan berlubang dan menambalnya.

Sudarto mengaku semula bekerja sebagai tukang becak dan kuli pasar. Pada tahun 1999, becak yang dikendarainya terperosok lubang yang cukup dalam dan lebar. Becak yang menjadi tumpuan hidupnya itu pun rusak parah.

“Saya dulu mbecak bawa es batu terus jatuh pas ada lubang di jalan, sampai [roda] becaknya mlungker kayak angka delapan. Dari situ saya kemudian sadar kalau jalannya berlubang bisa membuat orang celaka. Makanya saya perbaiki sendiri setiap ada lubang,” cerita Sudarto saat ditemui Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, di Jl. Raya Danyang-Kuwu Km 13, Gatak, Sembungharjo, Grobogan, Rabu (8/3/2017).

Advertisement

Bapak tiga orang anak yang biasa disapa Totok ini mengaku tidak tahu sudah berapa lubang di jalan yang diperbaiki. Setiap hari setelah membantu istrinya berjualan ayam di pasar, dia menyempatkan berkeliling menggunakan motor mencari jeglongan di jalanan Kecamatan Pulokulon, Grobogan.

“Dari pagi sampai sore mulai sekitaran Karangharjo sekecamatan saya kelilingi nyari lubang. Kalau ketemu, berhenti, langsung nambal. Nambal jalannya ya pakai pasir tanah di sekitar lokasi lubang, sama ditambahi batu seadanya dipecah-pecah. Kalau duitnya dari mana, biasanya suka ada orang ngasih sukarela Rp1.000-Rp2.000,” beber Totok dalam siaran pers yang diterima Semarangpos.com dari Humas Pemprov Jateng.

Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi apa yang dilakukan Totok. Menurutnya, hal tersebut luar biasa karena dilakukan atas kesadaran inisiatif, tanpa berharap imbalan jasa.

Advertisement

“Saya kira cuma ada di Sragen saja [dijumpai relawan penambal jalan]. Ternyata Pak Totok malah sejak 1999. Saya mengapresiasi keinginan dia, apalagi ini berangkat dari pengalaman pribadinya. Ini sekaligus sebenarnya kritik bagi pemerintah agar bisa mengerjakan [perbaikan jalan rusak] dengan lebih baik,” ungkap Ganjar.

Ditambahkan, saat ini memang diperlukan pengamat jalan yang bisa langsung menyelesaikan kerusakan jalan. Termasuk, keterlibatan masyarakat menjadi sukarelawan penambal jalan. Namun, pemerintah pun dituntut cepat menyelesaikan persoalan kerusakan jalan. “Ini sebenarnya tanggungan negara, ketika negara tidak bergerak cepat dan keselamatan harus terjamin,” tandasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif