Jateng
Jumat, 10 Maret 2017 - 16:50 WIB

Gubernur Jateng Hindarkan Usaha Mikro dari Bank Tithil, Begini Kiatnya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tak ingin ada pelaku usaha mikro yang terjerat bank tithil atau rentenir.

Semarangpos.com, PURWODADI – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo tak ingin lagi ada pedagang kecil dan pelaku usaha mikro lain di wilayahnya yang menjadi korban bank tithil atau rentenir dalam memenuhi kebutuhan modal usaha.

Advertisement

Tekad itu disampaikan Gubernur Ganjar Pranowo saat menyambangi Pasar Godong di Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng, Rabu (8/3/2017). Gubernur Ganjar dalam kesempatan itu menyempatkan diri mengenalkan produk Mitra Jateng 25 dari Bank Jateng kepada para pedagang di pasar tradisional itu.

Ganjar memaparkan Mitra Jateng 25 adalah produk kredit usaha Bank Jateng yang dianggapnya bisa membantu pelaku usaha mikro karena bunganya yang sangat rendah, yakni hanya 7%. Mitra Jateng 25, sebagaimana dimuat laman resmi Bank Jateng adalah salah satu produk kredit usaha yang ditujukan untuk para pelaku usaha mikro.

Advertisement

Ganjar memaparkan Mitra Jateng 25 adalah produk kredit usaha Bank Jateng yang dianggapnya bisa membantu pelaku usaha mikro karena bunganya yang sangat rendah, yakni hanya 7%. Mitra Jateng 25, sebagaimana dimuat laman resmi Bank Jateng adalah salah satu produk kredit usaha yang ditujukan untuk para pelaku usaha mikro.

Mitra Jateng yang meupakan kependekan dari Mikro Sejahtera Jawa Tengah. Angka 25 disematkan karena produk kredit usaha itu memberikan pijaman kepada pelaku usaha mikro dengan plafon pinjaman maksimal Rp25 juta.

Misalnya pinjam uang Rp1 juta, maka cicilannya Rp86.000 per bulan dengan jangka waktu satu tahun. Syaratnya mudah, yaitu punya usaha, KTP, dan surat keterangan usaha dari dinas pasar. Ini juga mas-masnya [petugas Bank Jateng] yang datang ke sini, jadi pedagang enggak usah repot-repot lagi,” ujar sang gubernur seperti dikutip siaran pers yang diterima Semarangpos.com dari Humas Pemprov Jateng, Kamis (9/3/2017).

Advertisement

Sementara itu, Koco Parwoto dari Divisi UMKM dan Konsumer Bank Jateng menambahkan saat ini Bank Jateng telah mempermudah pinjaman kredit bagi para pelaku usaha, termasuk para pelaku usaha UMKM atau pedagang pasar. Ia juga mengulang penjelasan yang sudah dipaparkan Gubernur Ganjar mengenai hitungan produk kredit usaha Mitra Jateng 25. “Kalau pinjamnya [Rp1 juta] dalam waktu dua tahun, maka per bulannya nyicil angsuran Rp44.700,” imbuh Koco.

Sosialisasi produk kredit usaha dari Bank Jateng itu mendapat respons positif dari para pelaku usaha di Kabupaten Grobogan, salah satunya Rofiah yang memiliki usaha batik sejak 2012. “Dengan tambahan modal ini rencananya saya akan mengembangkan usaha, terutama untuk menambah beli bahan kain dan bahan membatik,” ujarnya.

Lain lagi dengan Suyanto, melalui produk batik Grobogan, pemuda 29 tahun ini mampu menjual batik hinga ke luar Jawa, bahkan menembus pasar internasional. Batik tulis bermotif jagung, kedelai, pohon jati, dan hasil bumi khas Grobogan ia banderol dengan harga antara Rp100.000 hingga Rp500.000.

Advertisement

Kebetulan saya sendiri yang buat desainnya. Kalau untuk kainnya saya ngambil dari Pekalongan sedangkan untuk malam dan bahan-bahan membatik lainnya saya ngambil dari Solo, soalnya lebih murah,” katanya. Ia menganggap produk kredit usaha dengan bunga rendah sangat membantu untuk pengembangan usahanya.

Namun, pihaknya tetap berupaya mengembangkan pangsa pasarnya. Bukan hanya mengandalkan penjualan di tokonya yang berada di Desa Sembung, Kecamatan Kanugan, Kabupaten Grogoban, Suyanto juga memanfaatkan promosi online melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif