Jogja
Jumat, 10 Maret 2017 - 21:20 WIB

BENGKEL ANDONG : "Selama Kraton Jogja Berdiri, Kami Tidak Khawatir Andong Hiang dari Peredaran"

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Widi Rahmanto, 34, (tanpa topi) dan Surono sedang berada di bengkel andhong Arjuna di Gesikan RT 4 RW 04, Sidomoyo, Godean, Sleman. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Bengkel Andong di Sleman yakin usahanya akan tetap bertahan

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Pemilik bengkel andong di  Gesikan RT 4 RW 04, Sidomoyo, Godean, Sleman, Widi Rahmanto, 34, tidak khawatir andong akan punah.

Kekhawatiran memang sempat terbersit saat banyak gejolak yang muncul ketika kendaraan modern semakin tumbuh di Jogja, namun optimisme yang tetap utuh akan keberadaan andong menjadi pegangan Widi.

Advertisement

Kekhawatiran memang sempat terbersit saat banyak gejolak yang muncul ketika kendaraan modern semakin tumbuh di Jogja, namun optimisme yang tetap utuh akan keberadaan andong menjadi pegangan Widi.

Widi mencoba untuk tak mengkhawatirkan eksistensi Andong di jagad raya ini. Kendaraan tradisional yang menjadi salah satu kebanggaan kota Jogja tersebut dinilainya memiliki keunikan tersendiri yang akan selalu menjaga keberadaannya.

Kelompok Gamping, yang selama ini menjadi langganan di bengkelnya tercatat ada  sekitar 60 orang yang masih aktif menjadi kusir andong. Artinya andong masih terus eksis, meski kini sudah banyak bermunculan sejumlah kendaraan modern bahkan dengan penggunaan sistem jasa online.

Advertisement

Meski optimismenya cukup tinggi akan eksistensi andong, tak lantas membuat Widi berpangku tangan bermalas-malasan dalam menciptakan kreatifitas bentuk andong. Selama ini ia pun berupaya untuk terus mencari inspirasi yang berasal dari berbagai hal.

Berbagai inspirasi didapatkannya diantaranya dari media internet maupun terjun langsung ke sejumlah lokasi yang memamerkan kereta kencana, misalnya museum kereta. Inspirasi yang didapatkannya kemudian untuk ia kembangkan dalam modifikasi dan inovasi teranyar kereta kencana atau andong.

Widi pun meniatkan bahwa bengkel yang ia kelola tersebut tak hanya untuk mengembangkan bisnis semata, namun di sisi lain sebagai kontribusinya untuk ‘nguri-uri budaya’ Jogja.

Advertisement

Bagi Widi, pekerjaannya yang telah dikenalkan oleh ayahnya sejak ia duduk di kelas tiga SD tersebut telah melekat kuat dalam dirinya. Bahkan ia lebih nyaman menyebutnya sebagai hobi dibanding pekerjaan karena dalam penggarapan ia selalu melibatkan rasa dalam setiap jengkal karyanya itu.

Surono, salah satu pekerja di bengkel andong Arjuna mengatakan telah lebih dari lima tahun mengabdi turut menyulap kayu-kayu jati menjadi kereta kuda yang indah bernilai jual tinggi.

Sama seperti Widi, tak bisa hanya mengikuti pakem pembuatan andong dengan ukuran pasti. Bagi Surono, melibatkan perasaan dalam merangkai rangka andong menjadi kunci agar andong dapat sempurna ketika beroperasi.

Advertisement

“Pengerjaannya juga pakai hati, supaya andong atau kereta kencana benar-benar dapat digunakan dengan nyaman, ” kata Surono.

Baik Widi,Surono dan para pengrajin kereta kuda lainnya yakin dan terus berharap agar andong terus mendapatkan tempat di hati masyarakat. Bukan semata menjadi sarana atau bahan bakar untuk mengepulkan asap di dapur namun juga sebagai upaya pelestarian kendaraan tradisional di tanah Jogja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif