Soloraya
Kamis, 9 Maret 2017 - 19:40 WIB

PENIPUAN BOYOLALI : Kasus Mirip Dimas Kanjeng Marak di Boyolali Utara

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

Penipuan Boyolali, kasus penipuan bermodus penggandaan uang marak di Boyolali utara.

Solopos.com, BOYOLALI — Kasus penipuan bermodus penggandaan uang seperti Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Kabupaten Probolinggo, Jatim, marak di wilayah Boyolali utara. Satu pelaku berhasil diringkus aparat Polsek Kemusu berkat keberanian warga melaporkan pelaku.

Advertisement

Kapolsek Kemusu, AKP Arifin Suryani, mengatakan satu kasus yang berhasil dibongkar tersebut hanyalah setitik dari kasus besar yang belum terungkap. Salah satu kendalanya keengganan korban melapor ke aparat.

“Korbannya sebenarnya sangat banyak. Mungkin ratusan dan bahkan ribuan. Pelakunya juga tak hanya satu. Namun, susah mencari saksi korban yang bersedia melapor ke polisi,” ujarnya kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis (9/3/2017).

Advertisement

“Korbannya sebenarnya sangat banyak. Mungkin ratusan dan bahkan ribuan. Pelakunya juga tak hanya satu. Namun, susah mencari saksi korban yang bersedia melapor ke polisi,” ujarnya kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis (9/3/2017).

Polisi sebenarnya bisa mengusut kasus penggandaan itu sebagai temuan kasus pidana tanpa menanti laporan masyarakat. Meski demikian, polisi akan mengalami kebuntuan ketika memasuki tahapan pemeriksaan karena tak ada saksi yang bersedia memberikan keterangan telah dirugikan atas penipuan itu.

“Jika kemudian tak ditemukan kerugian, warga tak merasa dirugikan, kan tidak bisa. Makanya, kasus penipuan bermodus penggandaan uang ini sulit diungkap,” jelasnya.

Advertisement

“Pelaku ini dipancing bahwa korban mau menggandakan uang lagi. Setelah tiba di rumah korban, pelaku kami tangkap,” jelasnya.

Dalam kasus itu, korban menderita kerugian hampir Rp12 juta. Pelaku, Sutardi Bin Marji, 40, tak memiliki rumah tetap. Namun, di KTP terakhir tertera alamatnya Dukuh Sukunan RT 003/RW 001, Desa Waton, Sukolilo, Pati.

“Dia tinggal berpindah-pindah. Modusnya ialah sebagai tukang pijat. Saat memijat itulah, ia membual seakan-akan punya ilmu gaib dan bisa menggandakan uang,” terangnya.

Advertisement

Selain Sukarman, masih ada sejumlah korban lainnya. Pelaku memperdaya korban dengan memamerkan emas batangan 24 karat milik pelaku. Emas batangan itu konon bisa digandakan melalui sebuah ritual khusus. “Kami sedang meminta petugas pegadaian untuk memeriksa keaslian emas batangan itu,” jelasnya.

Arifin mengimbau warga waspada dengan orang-orang tak dikenal uamh menawarkan pertolongan melalui jalan pintas. Wakil Kapolsek Kemusu, Iptu Aris Sarwadi, menjelaskan korban kasus penggandaan uang di Boyolali utara sudah mencapai seribuan lebih.

Pria yang juga pernah menjabat Kanitreskrim Wonosegoro itu mengaku pernah mengobrak-abrik padepokan tempat penggandaan uang di Wonosegoro. Pelakunya saat itu ia gelandang ke Mapolsek dan diminta mengembalikan uang salah satu korban sekitar Rp70 juta.

Advertisement

“Anehnya, warga yang tertipu penggandaan uang tak kunjung berkurang. Justru bertambah banyak. Semua korban tak ada yang berani melapor,” tambahnya.

Menurut keterangan Sarwadi, korban bukan hanya kalangan sipil yang berduit. Tak sedikit kalangan perwira militer yang berdatangan ke padepokan milik pelaku penggandaan uang di Wonosegoro. Mereka ada yang sudah berpangkat mayor dan letkol.

“Pada malam-malam tertentu, tamu berdatangan dari berbagai daerah seperti pasar malam. Mereka semua menunggu eyang padepokan keluar dari kamar sambil membawa peti berisi uang,” jelasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif