Soloraya
Selasa, 7 Maret 2017 - 09:10 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Legislator Kritik Pemkot soal Molornya Operasional Feeder BST

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Angkutan pengumpan Batik Solo Trans (BST) terparkir di Kantor Dishub Kota Solo, Selasa (10/1/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, anggota DPRD mengkritik Pemkot soal operasional angkutan pengumpan yang molor.

Solopos.com, SOLO — Kalangan legislator DPRD Solo menuding Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tak punya perencanaan matang terkait operasional 41 angkutan pengumpan (feeder) Batik Solo Trans (BST).

Advertisement

Angkutan pengumpan ini dijadwalkan beroperasi mulai awal Maret ini. Namun, belum rampungnya penyusunan standard operational procedure (SOP) membuat rencana pengoperasian itu batal. (Baca juga: Teknis Belum Siap, Pengoperasian 41 Feeder Molor)

Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menilai seharusnya Pemkot melalui Dinas Perhubungan memiliki planning yang jelas mengingat feeder ini sudah dibeli sejak tahun lalu. Menurutnya, semestinya Dishub sudah melakukan simulasi agar armada ini langsung bisa dioperasionalkan.

Advertisement

Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menilai seharusnya Pemkot melalui Dinas Perhubungan memiliki planning yang jelas mengingat feeder ini sudah dibeli sejak tahun lalu. Menurutnya, semestinya Dishub sudah melakukan simulasi agar armada ini langsung bisa dioperasionalkan.

“Sudah lebih dari tiga bulan sejak kedatangan feeder ini ke Solo dan sampai sekarang belum juga dijalankan. Ini kalau terus dibiarkan bisa rusak. Sangat lucu apabila belum digunakan malah sudah tidak berfungsi,” paparnya kepada wartawan, Senin (6/3/2017).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) tersebut menambahkan perencanaan ini meliputi penyusunan SOP, trayek, hingga pembagian, maupun pemeliharaannya. Terlebih ini melibatkan dua koperasi angkuta, yakni Trans Roda Sejati (TRS) dan Bersama Satu Tujuan (BST).

Advertisement

Kedua, membuat regulasi penunjang. Dalam hal ini karena ketiadaan aturan dari pemerintah pusat tentang pembatasan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor dan usia kendaraan, membuat angkanya semakin banyak.

Rencananya, 21 feeder melayani penumpang di koridor 11 yang dikelola TRS, sedangkan 20 feeder lainnya melewati koridor 13 yang dikelola BST. Koridor 11 merupakan pengembangan dari jalur angkuta 02 yang melayani rute Pasar Klewer-Giriroto (PP). (Baca juga: 41 Feeder akan Layani Penumpang Koridor 11 dan 13)

Sementara koridor 13 merupakan pengembangan jalur 06 dengan rute Bundaran Tanjung Anom-Kadipiro (PP). Setiap koridor akan diisi dengan 30-35 unit angkuta.

Advertisement

“Kebutuhan total feeder ini adalah 250 unit. Pemkot sudah memiliki 41 unit. Tahun ini dianggarkan lagi untuk pembelian 30 lagi dengan dana APBD Rp6 miliar,” imbuhnya.

Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto, berharap seluruh elemen terkait angkuta ini tak pesimistis terlebih dahulu soal persoalan trayek dan sebagainya. Menurutnya, laksanakan dulu apa yang menjadi kebijakan Pemkot yang pastinya bakal ada evaluasi setelah pemberlakuan. Terlebih banyak armada baru yang lebih nyaman bagi masyarakat.

“Kami berharap Dinas Perhubungan selalu memantau sehingga hasil ini dapat menjadi acuan untuk evaluasi, paling tidak tiga atau enam bulan,” jelasnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif