Soloraya
Senin, 6 Maret 2017 - 09:10 WIB

WISATA SOLO : 5 Kali Bertemu, THR-TSTJ Belum Sepakati Model Kerja Sama

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Wisata Solo, pengelola THR dan TSTJ belum menyepakati model kerja sama terkait penempatan lahan.

Solopos.com, SOLO — Rencana operasional Taman Hiburan Remaja (THR) Sriwedari di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) hingga kini belum ada keputusan final. Dua model kerja sama ditawarkan TSTJ kepada manajemen THR belum disepakati.

Advertisement

Direktur Utama (Dirut) TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan sudah lima kali melakukan pembahasan dengan manajemen THR Sriwedari. Namun, belum ada keputusan terkait rencana pemindahan THR Sriwedari ke kebun binatang kebanggaan wong Solo ini. (Baca juga: THR Sriwedari Pastikan Pindah ke TSTJ)

Bimo masih menunggu paparan konsep dan detail teknis THR dari manajemen THR. Termasuk model kerja sama yang akan dijalin kedua pihak. “Dari kami pada intinya memberikan lampu hijau kalau THR [pindah] ke TSTJ. Tapi dari lima kali pertemuan dengan kami, sampai sekarang belum ada keputusan apa-apa,” katanya ketika dijumpai wartawan di TJST, Minggu (5/3/2017).

Advertisement

Bimo masih menunggu paparan konsep dan detail teknis THR dari manajemen THR. Termasuk model kerja sama yang akan dijalin kedua pihak. “Dari kami pada intinya memberikan lampu hijau kalau THR [pindah] ke TSTJ. Tapi dari lima kali pertemuan dengan kami, sampai sekarang belum ada keputusan apa-apa,” katanya ketika dijumpai wartawan di TJST, Minggu (5/3/2017).

Bimo menjelaskan ada dua model kerja sama yang bisa dikerjakan dengan manajemen THR. Pertama, menggunakan sistem Build Operate Transfer (BOT) atau kerja sama sistem bangun guna dan serah. Bentuk kerja sama ini berlaku mulai dari membangun, mengelola, lalu menyerahkan.

Kerja sama ini bisa dikerjakan hingga batas waktu 30 tahun. Lahan akan dikelola THR selama 30 tahun. Untuk desain dan pembangunan semua diserahkan kepada manajemen THR. “Tapi setelah masa 30 tahun habis, lahan beserta bangunan akan jadi milik TSTJ,” katanya.

Advertisement

“Nanti ini hitungannya bisa dari tiket masuk. Tapi ini juga masih harus dibahas lebih lanjut,” katanya tanpa memerinci lebih detail bagaimana sistem yang akan dikerjakan tersebut.

Bimo beralasan menunggu paparan konsep dan detail teknis kerja sama tersebut. Paparan konsep ini bahkan nanti masih akan dibahas bersama dengan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo beserta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Bimo berharap manajemen THR bisa secepatnya memaparkan konsep ke TSTJ. Dengan demikian rencana kerja sama TSTJ dan THR bisa segera diputuskan. “Kalau sekarang saya belum bisa bicara banyak sewanya bagaimana, kontrak kerja sama seperti apa. Nanti kalau sudah diputuskan baru saya sampaikan,” katanya.

Advertisement

Bimo hanya meminta kepada manajemen THR agar melakukan pembaruan wahana permainan. Ia meminta tidak 100% wahana permainan saat ini di Sriwedari diboyong ke TSTJ melainkan diseleksi lagi dan disesuaikan dengan kondisi TSTJ sebagai lembaga konservasi.

Terkait panggung hiburan THR di TSTJ, Bimo tak mempermasalahkannya. “Tidak ada masalah [panggung hiburannya]. Nanti sound system bisa diarahkan ke timur atau selatan. Jadi tidak ke arah satwa,” tuturnya.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan Perusda TSTJ telah menyiapkan area komersial sekitar dua hektare di sisi timur selatan. Area komersial ini bisa digunakan untuk wahana permainan dan pertunjukan musik THR.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif