Jateng
Senin, 6 Maret 2017 - 01:50 WIB

TURN BACK HOAX : Wali Kota Semarang Ajak Pemuda Tangkal Berita Bohong

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi (JIBI/Solopos/Antara)

Turn Back Hoax diminta Wali Kota emarang Hendrar Prihadi dilakukan pula oleh para pemuda baik.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengajak anak-anak muda baik yang memiliki pemikiran positif tidak hanya diam menyikapi maraknya hoax alias berita bohong belakangan ini. Mereka diminta turut aktif dalam gerakan moral Turn Back Hoax.

Advertisement

“Kenapa sekarang banyak anak-anak muda mengirim hoax? Saya rasa, karena anak-anak muda yang baik cenderung diam,” katanya di sela-sela kegiatan Srawung Kaum Muda Lintas Iman di Semarang, Minggu (5/3/2017). Kegiatan Srawung Kaum Muda Lintas Iman yang berlangsung di Balai Kota Semarang iyu melibatkan ribuan anak muda dan komunitas, beserta tokoh-tokoh agama dan budayawan yang menyampaikan refleksi.

Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—mengatakan sekarang saatnya bagi anak-anak muda yang memiliki pemikiran positif dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk tampil melawan hoax atau berita bohong. “Sekarang waktunya bagi anak-anak muda yang baik untuk memberikan sebuah statement yang baik dn benar. Jangan diamkan kalau itu hoax. Diberi tahu bahwa kegiatannya [menyebar hoax] tidak benar,” katanya.

Apabila seluruh anak-anak muda yang berpikiran positif melakukannya, Hendi yakin perlahan-lahan penyebaran hoax akan berkurang dan masyarakat juga tidak akan mempercayai lagi dengan pemberitaan berita bohong itu.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, Hendi mengapresiasi Srawung Kaum Muda Lintas Iman sebagai sebuah kerja positif karena sebagai warga bangsa yang majemuk harus selalu kompak, guyub, dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. “Memang harus dipahami bahwa dari Sabang sampai Merauke pasti berbeda-beda, tetapi bagaimanapun tetap satu juga sebagai warga negara Indonesia,” kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.

Ia menjelaskan istilah “srawung” berarti kumpul atau bertemu yang sebenarnya sudah menjadi budaya warisan leluhur, apalagi di dalam dasar negara juga terkandung dalam Sila Keempat Pancasila, yakni musyawarah mufakat. “‘Srawung’ ini sering dipakai dalam aktivitas sehari-hari, misalnya ketika kami berbeda pendapat dengan legislatif, ya, ‘srawung’. Kemudian, silaturahmi antarkomunitas juga bagian dari ‘srawung’,” katanya.

Maka dari itu, Hendi mengajak “srawung” yang menjadi warisan luhur nenek moyang harus terus dijaga dan dilestarikan dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk dalam menghadapi kemajemukan.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif