News
Minggu, 5 Maret 2017 - 08:30 WIB

Sembunyi di Kandang Ayam, Nenek 90 Tahun Lolos dari Gempuran ISIS

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang tentara Irak menggendong Khatla Ali Abdallah. (JIBI/Reuters)

Kisah tragis tentang nenek berusia 90 tahun yang bersembunyi di kandang ayam selama perang antara Irak dan ISIS berkobar.

Solopos.com, MOSUL – Khatla Ali Abdallah, 90, seorang wanita asal Kota Mosul, Irak berhasil selamat dari kekejaman pasukan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menggempur kampung halamannya. Ia merupakan satu dari ribuan warga Kota Mosul yang melarikan diri dari gempuran ISIS.

Advertisement

Selama hidup, Khatla telah mengalami beberapa kali peperangan. Hal itu membuatnya sangat menderita. Di masa pemerintahan Saddam Hussein, ia telah menjadi korban perang antara Irak dan Iran selama delapan tahun. Ia juga menyaksikan krisis yang dialami Irak akibat invasi Amerika Serikat menggulingkan Saddam. Namun, menurutnya perang melawan ISIS inilah yang amat mengerikan.

“Aku telah mengalami berbagai macam penderitaan akibat perang. Tapi, tidak ada perang yang lebih menyedihkan dibandingkan melawan ISIS. Di era Saddam kami memang takut melihat pembunuhan. Tapi, pembunuhan massal yang dilakukan oleh pasukan ISIS ini lebih mengerikan,” tutur Khatla seperti dikabarkan Reuters, Kamis (2/3/2017).

Khatla mengaku terpaksa bersembunyi di bawah tanah selama perang antara pasukan ISIS dan Irak berkecamuk. Tak hanya sendiri, di tempat persembunyiannya itu ia harus berbagi tempat dengan puluhan ekor ayam.

Advertisement

“Selama ini aku bersembunyi di kandang ayam yang ada di bawah tanah karena rumahku sudah dikuasai ISIS. Di kandang itu, aku harus berbagi tempat dengan puluhan ayam. Dari tempat itu, aku mendengar suara bom dan tembakan setiap hari. Ini sangat mengerikan,” imbuh Khatla.

Beruntung, Khatla berhasil diselamatkan oleh pasukan militer Irak yang telah berhasil mengusir ISIS dari Kota Mosul. Bahkan, kabarnya pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi telah mengakui kekalahan pasukannya di Irak.

“Aku sangat bersyukur bisa selamat dari maut. Tapi, aku akan lebih senang jika perang ini berakhir. Kami akan menceritakan perang tragis ini kepada generasi mendatang agar mereka ingat bagaimana perjuangan kami bertahan hidup,” tutup Khatla.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif