Jateng
Sabtu, 4 Maret 2017 - 23:50 WIB

PAMERAN SEMARANG : Perajin Batik Manfaatkan Pameran demi Dongkrak Penjualan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung memilih tas batik pada pameran Indonesian Fashion Heritage di Semarang, Jateng, Jumat (3/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo) Pengunjung memilih busana batik pada pameran Indonesian Fashion Heritage di Semarang, Jateng, Jumat (3/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Pameran di Semarang diandalkan perajin batik untuk mendongkrak penjualan.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sejumlah perajin batik asal Solo mengaku memanfaatkan pameran di Semarang untuk mendongkrak penjualan. Langkah itu dinilai efektif di tengah kondisi pasar yang masih lesu.

Advertisement

“Sudah lebih dari enam bulan ini tepatnya sejak pertengahan tahun lalu, kondisi pasar tidak terlalu bagus, kalau hanya mengandalkan penjualan melalui toko sulit dapat untung banyak,” kata salah satu perajin batik Jawi Utami saat ditemui di sela pameran UMKM di Mal Ciputra Semarang, Jumat (3/3/2017).

Dia mengatakan pada pameran, transaksi penjualan yang berhasil diperolehnya bisa mencapai ratusan juta rupiah, apalagi kalau pameran dilaksanakan di Jakarta dan Surabaya. “Kalau Semarang pasarnya cukup bagus, tetapi tidak sebagus di Jakarta dan Surabaya. Kalau pameran di Jakarta dan Surabaya, hanya lima hari saja bisa dapat sampai Rp100 jutaan,” katanya.

Meski tidak menyampaikan jumlah pasti, pemilik usaha Batik Jawi Kinasih ini mengakui sulit memperoleh omzet hingga ratusan juta jika hanya berjualan di toko. Oleh karena itu, dia selalu aktif mengikuti pameran. Jawi mengatakan pameran yang diikutinya bukan hanya di Pulau Jawa tetapi juga di hampir seluruh pulau di Indonesia, di antaranya Batam, Medan, dan Bali.

Advertisement

Pernyataan senada dikatakan perajin lain Indah Marheni mengakui penjualan melalui pameran memberikan omzet yang lebih baik. Meski demikian, diakuinya lokasi pameran berpengaruh terhadap besar kecilnya omzet yang diperoleh.

“Misalnya kalau di Jakarta, pameran selama lima hari kami bisa memperoleh omzet sampai Rp200 juta, kalau di Semarang hanya sekitar Rp30-50 juta,” katanya. Meski demikian, pengelola Batik Mutiara ini mengakui tetap aktif mengikuti pameran. Bahkan dalam satu bulan dia bisa mengikuti hingga tiga kali pameran di lokasi yang berbeda.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif