Bantuan korban bencana diberikan warga di Gunungkidul secara bergotong royong
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah memberikan bantuan stimulan untuk membangun rumah milik Mbah Lindri,67, warga Dusun Tegalrejo, Tegalrejo, Gedangsari yang ambruk beberapa waktu lalu. Rencananya pembangunan kembali rumah itu dilakukan oleh warga sekitar mulai hari ini.
Kepala Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Sugiman mengatakan, pihaknya mengaku sudah mendapatkan bantuan untuk membangun kembali rumah Mbah Lindri yang rusak karena tersapu angin.
Beberapa bantuan yang diterima dari BPBD meliputi asbes, kayu, paku dan triplek. “Sudah kami terima dan rencananya besok [hari ini] warga bersama-sama dengan warga kerja bakti untuk membangun rumah milik Mbah Lindri,” kata Sugiman kepada wartawan, Jumat (3/3/2017).
Beberapa bantuan yang diterima dari BPBD meliputi asbes, kayu, paku dan triplek. “Sudah kami terima dan rencananya besok [hari ini] warga bersama-sama dengan warga kerja bakti untuk membangun rumah milik Mbah Lindri,” kata Sugiman kepada wartawan, Jumat (3/3/2017).
Dia mengungkapkan, ambruknya rumah Mbah Lindri terjadi di pertengahan Februari lalu. Pasca musibah itu terjadi, ia bersama anaknya tinggal di tenda darurat yang lokasinya berada di depan rumah yang ambruk.
“Ini hanya sementara saja. Kami targetkan pembangunan ulang berlangsung selama satu pekan sehingga setelahnya mereka [Mbah Lindri dan anaknya] sudah bisa tinggal di rumah yang baru,” ungkapnya.
“Sudah kami persiapkan personel. Mudah-mudahan pembangunan ulang ini dapat diselesaikan secepatnya,” imbuhnya.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sutaryono mengaku telah menyerahkan bantuan stimulan berupa kayu, asbes dan triplek ke Pemerintah Desa Tegalrejo pada pada Jumat (3/3/2017).
Menurut dia, bantuan tidak hanya bahan untuk membangun rumah, sebab di waktu bersamaan BPBD juga menyerahkan bantuan logistik makanan untuk pelaksanaan kerja bakti selama proses pembangunan ulang berlansung.
“Mudah-mudahan itu dapat membantu dan rumah Mbah Lindri bisa segera ditempati lagi,” katanya.
Untuk diketahui, rumah berbentuk limasan milik Mbah Lindri rata dengan tanah pada Jumat (17/2/2017) lalu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun Mbah Lindri sempat dibawa ke puskesmas untuk menjalani perawatan karena luka di bagian tangan dan kaki akibat tertipa material rumah yang ambruk.
“Meski ada luka tapi tidak ada yang serius. Selama rumah belum dibangun, Mbah Lindri dan anaknya tinggal di tenda darurat,” kata Sutaryono.