Jateng
Jumat, 3 Maret 2017 - 11:50 WIB

BENCANA SEMARANG : Legislator Klaim Tanah Bergerak Rusak 6 Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bencana alam tanah bergerak yang menyebabkan amblesnya permukaan tanah di Sumowono, Kabupaten Semarang diklaim legislator merusak enam rumah.

Semarangpos.com, SEMARANG Fenomena tanah bergerak di Dusun Delik, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) diklaim anggota DPRD Kabupaten Semarang menyebabkan warga di puluhan rumah terkena dampaknya. Permukaan tanah yang retak lalu ambles menyebabkan rusaknya rumah warga.

Advertisement

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Semarang, Sarwono, yang tinggal tak jauh dari lokasi retakan, fenomena pergerakan tanah itu terjadi sejak akhir Februari 2017 lalu. Patahan di permukaan Bumi itu menyebabkan tanah ambles sedalam 1,5 m hingga 2 m dan menurut dia merusak enam hunian warga.

Fenomena alam semacam itu, ditegaskan Sarwono bukan hal baru. Kejadian serupa pernah terjadi pada 1985 lalu. Kala itu, retakan di permukaan Bumi membuat puluhan rumah warga terdampak. Sebagian warga terpaksa mengungsi akibat patahan yang terlalu dalam.

“Dibandingkan yang sekarang, memang lebih parah dulu. Tapi, warga khawatir retakan terus bertambah apabila hujan deras terus menerus datang,” simpul Sarwono saat dihubungi Semarangpos.com, Kamis (2/3/2017) malam.

Advertisement

Sarwono menyebut pusat retakan saat ini berada di Lapangan Pandanmurti Dusun Delik yang memanjang hingga Dusun Kemitir. Panjang retakan ia perkirakan mencapai lebih dari 1 km.

“Sebelum kejadian di Dusun Delik, retakan yang sama juga menimpa Dusun Bodehan pada Januari lalu. Di Dusun Bodehan, empat rumah warga rusak berat dan tiga rumah rusak ringan,” terang dia.

Warga RT 001/RW 001, Dusun Garon, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono itu meminta Pemkab Semarang segera melakukan kajian ikhwal bencana yang melanda Desa Candigaron. Pasalnya, desa tersebut tidak dekat dengan sumber mata air yang dapat menggerus fondasi tanah.

Advertisement

Berdasarkan data yang dipegang legislator di DPRD Kabupaten Semarang itu, dua rumah warga terpaksa dirobohkan karena dianggap berisiko roboh akibat kerusakannya mencapai 90%. Sedangkan empat rumah lain yang juga terdampak tanah bergerak itu rusak fondasinya dan dianggap cukup aman dengan hanya diperbaiki.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto, memberikan data berbeda. Menurut Heru, gejala amblesnya tanah di lapangan sepak bola Pandanmurti yang terlihat sejak beberapa pekan lalu itu panjangnya sekitar 60 m. Bukan 1 km sebagaimana dikatakan Sarwono.

Rumah warga yang mengalami kerusakan akibat fenomena alam tanah ambles dan terpaksa dirobohkan, menurut mantan Kasubag Humas Pemkab Semarang itu hanyalah milik Tarji, 40.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif