Jateng
Jumat, 3 Maret 2017 - 19:50 WIB

BENCANA SEMARANG : Badan Lingkungan Hidup Akui Potensi Tanah Ambles Sumowono Meluas

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mendatangi lokasi tanah ambles di Dusun Delik, Candigaron, Sumowono, Kabupaten Semarang, Jateng sekadar untuk menonton, Kamis (2/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Bencana alam tanah bergerak yang menyebabkan amblesnya permukaan tanah diakui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang berpotensi menimbulkan longsor susulan.

Semarangpos.com, SEMARANG Bencana alam tanah bergerak yang menyebabkan amblesnya permukaan tanah di Dusun Delik, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) diakui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang berpotensi meluas.Longsor susulan berpotensi terjadi apabila air masuk ke dalam celah antara rongga dan mahkota tanah.

Advertisement

Diagram rotation slide atau rotasi geser permukaan tanah. (Wsgs.wyo.gov)

Kabag Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang, Budi Santosa, yang dihubungi Semarangpos.com, Kamis (2/3/2017) malam, menjelaskan penurunan muka tanah di Desa Candigaron dipengaruhi oleh topografi wilayah Sumowono yang berbukit-bukit dengan kemiringan lereng terjal dan material tanah vulkanik. Karena kondisi itu, longsor yang terjadi adalah rotational slide atau rotasi geser.

“Informasi tersebut saya kutip dari salah seorang konsultan lingkungan hidup, Erik Febriarto, yang belum lama ini melakukan kajian di Kabupaten Semarang,” kata Budi Santoso.

Advertisement

Seperti diungkapkan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto, saat dihubungi Semarangpos.com sebelumnya, gejala amblesnya tanah di Dusun Delik, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono terlihat sejak beberapa pekan lalu. Awalnya tanah tampak retak selebar 15-an cm dan mengalami penurunan sekitar 30 cm setelah diguyuran hujan dengan intensitas tinggi.

Lambat laun, retakan dan amblesnya tanah itu kian melebar dan dalam. Lebar retakan kini mencapai sekitar 50 cm dengan panjang sekitar 60 m. Salah satu sisi permukaan tanah yang retak itu juga ambles hingga kedalaman 1,5 m. Lapangan Pandanmurti Dusun Delik yang semula datar pun menjadi tampak sawah berundak-undak. Retakan itu bahkan merembet ke permukiman sehingga salah satu rumah salah warga harus dirobohkan karena mengalami kerusakan parah.

Kondisi retakan yang terus melebar itu diakui Kabag Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang, Budi Santosa, belum bisa dipastikan berakhir. Potensi rotasi geser di kulit Bumi wilayah Desa Candigaron, menurutnya dapat menimbulkan bencana apabila air masuk ke dalam celah antara rongga dan mahkota tanah. Mahkota tanah adalah sisi lebih tinggi tanah retak karena tak ambles sebagaimana sisi di seberangnya.

Advertisement

Jika air mengalir di celah antara rongga dan mahkota tanah, maka air menurut Budi Santoso, akan mengubah tanah menjadi jenuh kandungan air sehingga beban massa tanah semakin berat dan berpotensi memicu longsor susulan.

Fenomena tanah bergerak di Dusun Delik, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) diklaim anggota DPRD Kabupaten Semarang menyebabkan warga di puluhan rumah terkena dampaknya. Permukaan tanah yang retak lalu ambles menyebabkan rusaknya rumah warga.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif