SOLOPOS.COM - Sejumlah rumah warga Dukuh Dukuh, Desa Repaking, Wonosegoro, rata dengan tanah akibat longsor, Minggu (26/2/2017). (JIBI/Solopos/Istimewa)
Bencana Boyolali, sepuluh rumah di Wonosegoro bakal direnovasi karena terancam longsor.
Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kecamatan Wonosegoro berencana merelokasi sepuluh rumah di tepi Sungai Bancak, Dukuh Dukuh, Desa Repaking, Wonosegoro. Sebelumnya pada Minggu (26/2/2017), longsor melanda wilayah itu dan merobohkan tiga rumah.
Camat Wonosegoro, Hari Harianto, telah menyiapkan tanah oro-oro (OO) di desa tersebut. Tanah tersebut tak terpakai dan bisa digunakan warga yang saat ini rumahnya terancam longsor.
“Tanah OO itu memang milik negara, namun dikuasakan ke desa setempat. Jika memang keselamatan warga kami terancam, akan kami relokasi ke sana,” ujar Hari kepada Solopos.com, Selasa (28/2/2017).
Sepuluh rumah warga di tebing Sungai Bancak itu masuk wilayah RT 002/RW 004, Desa Repaking. Tiga rumah di antaranya telah ambruk. Setelah itu, dua rumah yang ambruk telah digeser ke sisi terjauh tebing sungai. Sementara, satu rumah telah direlokasi ke tanah saudaranya.
“Nah, sekarang masih ada sepuluh rumah yang juga berada di tebing sungai. Jika hujan deras dan terjadi longsoran susulan, warga terancam keselamatannya,” tambahnya.
Meski demikian, Hari masih mengupayakan normalisasi Kali Bancak dan perbaikan talut. Harapannya, tebing menjadi lebih kuat dan aliran air tak meluap ke permukiman warga.
“Sejumlah instansi terkait sudah kami surati, mulai DPU [Dinas Pekerjaan Umum] dan BBWSBS [Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo]. Harapannya ada perbaikan beronjong tebing sungai dan normalisasi,” paparnya.
Camat memastikan warga korban tebing longsor aman dan tercukupi kebutuhan makan minumnya. Warga bersama-sama membantu warga korban longsor mendirikan kembali rumahnya di lokasi relokasi.