News
Selasa, 28 Februari 2017 - 10:30 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Kades di Selo Tolak Hadiri Pernikahan Dini

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini Selasa (28/2/2017)

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini mengabarkan Kades di Selo Boyolali menolak menghadiri pernikahan dini.

Solopos.com, SOLO– Para kepala desa (kades) di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, sepakat tak akan menghadiri hajatan pernikahan yang mempelainya masih di bawah umur.

Advertisement

Sikap tersebut diambil untuk mengurangi tingginya angka pernikahan dini di Boyolali, khususnya di wilayah lereng Gunung Merapi-Merbabu. Kesepakatan itu dituangkan dalam deklarasi Generasi Berencana (Genre) yang digelar sejumlah pemerintah desa setempat bekerja sama dengan sejumlah elemen masyarakat peduli anak dan perempuan Boyolali, Senin (27/2/2017).

Dalam kegiatan yang digelar di Joglo Merapi, Kecamatan Selo, itu juga terungkap fakta salah satu faktor penyebab tingginya pernikahan dini di wilayah itu ialah karena paksaan orang tua. Anak-anak tak punya pilihan.

Advertisement

Dalam kegiatan yang digelar di Joglo Merapi, Kecamatan Selo, itu juga terungkap fakta salah satu faktor penyebab tingginya pernikahan dini di wilayah itu ialah karena paksaan orang tua. Anak-anak tak punya pilihan.

Kepala Desa di Kecamatan Selo menolak menghadiri pernikahan dini menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (28/2/2017). Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan pemandian Tirto Mulyono disulap jadi waterpark, HPPK Demo, Satpol PP tangkap pedagang bermobil, dan proyek BBWSBS di Solo terhambat.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa:

Advertisement

Air yang jernih dan bersih. Itulah kesan saat kali pertama memasuki Pemandian Tirto Mulyono. Pemandian yang terletak di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten, itu dikelilingi tembok tua setinggi 2 meter.

Air jernih itu yang keluar di dasar kolam pemandian berasal dari air tanah. Tak ayal, gelembung-gelembung air bermunculan dari dasar pemandian yang dipenuhi pasir serta kerikil tersebut. Air itu tak hanya dimanfaatkan untuk mengisi kolam, tapi juga untuk irigasi pertanian di desa setempat.

Pemandian itu merupakan satu di antara dua pemandian besar di Desa Pluneng. Selain Tirto Mulyono, di desa itu juga terdapat pemandian Tirto Mulyani. Pemandian Tirto Mulyono memiliki tiga kolam dengan kedalaman berbeda. Satu kolam besar berukuran sekitar 50 meter x 20 meter dengan kedalaman 2-2,5 meter.

Advertisement

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PASAR KLEWER : HPPK Demo, Satpol PP Tangkap Pedagang Bermobil

Puluhan pedagang Pasar Klewer pada Senin (27/2/2017) menggelar aksi protes menolak keberadaan pedagang bermobil yang dinilai meresahkan. Mereka berjalan kaki mulai dari halaman Masjid Agung Solo ke utara mengelilingi Alun-alun Utara Keraton Solo.

Advertisement

Sementara itu, dua pedagang bermobil asal Pekalongan ditangkap Satpol PP Solo dalam operasi yang berlangsung kemarin. Aksi demo pedagang dimulai dengan penandatangan spanduk putih oleh pedagang Pasar Klewer sebagai bentuk penolakan.

Kemudian, massa berjalan ke area parkir di Pasar Cinderamata. Di lokasi tersebut, ada beberapa unit mobil jenis Mitsubishi L300 dan mobil MPV lain berisi penuh pakaian. Mobil tersebut diduga milik pedagang bermobil.

Namun, pedagang yang berdemo tak menemukan siapa pemilik mobil itu. Dalam aksi tersebut, dibagikan pula selebaran berisi imbauan kepada pembeli agar tidak bertransaksi di area tersebut. Jika pembeli melakukan transaksi, akan ditindak sesuai aturan yang berlaku. Massa lantas bergerak ke timur menuju area parkir belakang Pusat Grosir Solo (PGS).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

RELOKASI WARGA BANTARAN : Proyek BBWSBS Terhambat

Proyek pengendalian banjir yang digarap Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Kota Bengawan tersendat. Belum kelarnya program relokasi warga di bantaran Sungai Bengawan Solo, Kali Pepe dan Kali Anyar menjadi pemicu. BBWSBS mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) segera merampungkan program relokasi.

BBWSBS berharap pertengahan tahun ini bantaran sungai sudah bebas dari hunian. Hal itu disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) Sungai Pantai III BBWSBS, Arlendenovega, ketika dijumpai wartawan seusai rapat koordinasi dengan Pemkot di Balai Kota, Senin (27/2/2017).

Rakor digelar tertutup yang diikuti Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.“Dalam rakor itu kami sampaikan terkait progres pelaksanaan proyek BBWSBS yang dikerjakan di Solo,” kata dia.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif