SOLOPOS.COM - Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud (Reuters)
Serba lima kali ini membahas tentang tunjangan mewah Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz.
Solopos.com, SOLO – Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, ke Indonesia akan menjadi kunjungan kepala negara yang super mewah. Beberapa barang mewah didatangkan ke Indonesia langsung dari Arab Saudi. Sebagai Raja Arab Saudi, adalah hal biasa Salman bin Abdulaziz hidup dalam kondisi mewah.
Meski tidak bisa dipastikan jumlah kekayaan Raja Salman, beberapa tunjangan mewah di sekitar Raja Salman pernah tertangkap kamera. Dikutip Solopos.com, dari cbsnews.com, Minggu (26/2/2017), inilah lima hal mewah yang didapat Raja Salman.
Penjara Pribadi Buat Keluarga yang Boros
Bukan hal biasa seorang raja mau mengelola sebuah penjara, namun hal itu dilakukan oleh Raja Salman. Seperti dikutip cbsnews dari Majalah Time, Raja Salman mengelola sebuah penjara pribadi. Penjara itu dia khususkan untuk pangeran dan putri raja. Raja Salman akan menjebloskan pangeran yang berbuat nakal dan putri yang boros apabila mereka tidak mau membayar tagihan.
Fulus Rp399 miliar Buat Sekali Berwisata
Keluarga Kerajaan Arab Saudi diketahui kerap mengunjungi Kepulauan Maladewa. Tempat itu merupakan salah satu tempat favorit keluarga kerajaan. Sekali melakukan perjalanan, keluarga kerajaan biasa menyewa tiga resor sekaligus. Saat disewa, resor-resor tersebut hanya boleh digunakan keluarga kerajaan dan tamu-tamu.
Properti Mewah di Beberapa Negara
Keluarga kerajaan mendapat fasilitas berupa rumah atau istana mewah di beberapa negara berbeda. Salah satunya adalah rumah klasik mewah yang berlokasi di Swiss.
Sekolah Khusus Keluarga Kerajaan
Keluarga Kerajaan Arab Saudi memiliki sekolah khusus diperuntukkan bagi kalangan kerajaan. Dikabarkan sekolah ini dibuat raja sebelum Salman untuk keluarga kerajaan dan anak-anak terpilih di Arab Saudi.
Saham di Beberapa Media Arab Saudi
Menjadi seorang raja, Salman bin Abdulaziz memiliki saham 10 % di perusahaan yang menjalankan beberapa media terbesar di Arab Saudi. Di salah satu dokumen Wikilieaks dinyatakan Salman sudah dianggap sebagai pemilik perusahaan tersebut.