Jateng
Senin, 27 Februari 2017 - 20:50 WIB

BENCANA JATENG : Pemkab Kendal Disarankan Tetapkan Status Darurat

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebersamaan warga dan tim SAR di lokasi banjir bandang di lereng Gunung Perahu, Dusun Kenjuran, Purwosari, Sukorejo, Kendal, Jateng, Senin (27/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Bencana banjir bandang yang melanda Kendal, Jateng diminta ditetapkan statusnya sebagai darurat bencana, apakah manfaatnya?

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Kabupaten Kendal beserta jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat diminta menetapkan status darurat bencana terkait banjir bandang yang melanda wilayah itu Minggu (26/2/2017) lalu.

Advertisement

“Dengan penetapan status darurat bencana maka penanganan kebencanaan bisa lebih cepat dilakukan, termasuk bantuan Gubernur Jateng juga bisa dicairkan,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana di Kota Semarang, Senin (27/2/2017).

Ia mengaku sudah mendesak Pemkab Kendal untuk menetapkan status darurat bencana selama tujuh hari ke depan agar anggota Tagana dan TNI bisa diterjunkan ke lokasi terdampak bencana banjir secara lebih optimal serta dapat mendirikan tenda darurat dan dapur umum.

Sebagai langkah darurat, kata dia, BPBD sudah menurunkan bantuan logistik berupa makanan dan alat darurat lain ke Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, termasuk tangki air bersih serta menerjunkan sejumlah personel ke lokasi bencana.

Advertisement

Sarwa menyebutkan bahwa Pemprov Jateng juga siap mengucurkan dana bantuan jika ada pengajuan dari Pemkab Kendal. “Untuk rumah yang hanyut, nantinya warga akan mendapatkan bantuan masing-masing Rp15 juta, sedangkan rumah yang roboh akan dibantu Rp10 juta,” ujarnya.

Kendati demikian, cepat atau tidaknya pencairan bantuan itu tergantung dari pengajuan dari pemerintah daerah setempat. Banjir bandang melanda pemukiman dan lahan pertanian di wilayah Dusun Kenjuran, Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Minggu (26/2/2017) sekitar pukul 16.00 WIB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan bahwa banjir bandang tersebut menyebabkan 11 rumah hancur dengan rincian delapan rumah rata tanah dan tiga rumah hilang terseret banjir. Sedangkan 300 orang mengungsi ke masjid.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif