Jateng
Minggu, 26 Februari 2017 - 12:50 WIB

PORNOGRAFI : Duh, Remaja Semarang Peroleh Informasi Reproduksi dari Situs Porno

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak-anak mengakses Internet (Adib Muttaqin Asfar/JIBI/Solopos)

Pornografi semakin dahsyat tersebar di Semarang sehingga mengancam masa depan remaja.

Semarangpos.com, SEMARANG Masih tersedianya pornografi di jejaring Internet memberi dampak negatif bagi remaja di Indonesia, tak terkecuali di Semarang. Banyak remaja Semarang yang mengakses situs porno untuk memperoleh informasi terkait organ reproduksi seksual.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan peneliti Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Gabriella Devi Benecdita, saat menggelar seminar yang diprakasai Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah (Jateng) di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng, Jl. Pemuda, Semarang, Kamis (23/2/2017) siang.

Devi—sapaan Gabriella Devi Benecdita—menyampaikan pendapatnya itu setelah melakukan penelitan terhadap 500 remaja di sembilan SMP di tiga kecamatan di Kota Semarang, beberapa bulan terakhir. “Saya melihat ada kecenderungan perubahan perilaku pada remaja berusia 11-14 tahun yang belum mendapat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seksual secara komprehensif. Mereka masih malu membicarakan tentang alat reproduksi kepada orang tua maupun guru di sekolah. Alhasil, mereka cenderung memilih situs porno di Internet untuk mendapat informasi,” beber Devi.

Akan temuannya itu, Devi pun berharap sekolah bisa memberikan informasi tentang alat reproduksi terhadap para siswa. Ia merekomendasikan sekolah untuk memberikan pendampingan dan pembinaan terkait masalah seksual tersebut. “Selama ini banyak yang berpikir membicarakan seks dan alat reproduksi tabu. Pola pemikiran itu harus diubah. Sekolah harus memiliki program terkait pendidikan seksual dan alat reproduksi kepada siswa. Entah itu melalui kegiatan ekstrakulikuler atau sejenisnya. Pastinya, para siswa butuh pengetahuan tentang itu agar mereka bisa terhindar seks bebas maupun hubungan di luar nikah,” beber Devi.

Advertisement

Direktur Eksekutif PKBI Jateng, Elizabeth S.A. Widiastuti, mengatakan atas temuan dari peneliti dari Pusat Kajian Gender dan Seksualitas UI itu pihaknya akan mengadakan program pendampingan secara masif untuk remaja di sembilan sekolah di tiga kecamatan di Semarang itu. “Harapannya remaja bisa mengakses dan mendapat pengetahuan terkait reproduksi dengan baik dan benar. Selain itu mereka juga tahu tentang relasi gender sehingga tidak salah dalam pergaulan,” beber Elizabeth.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif