News
Minggu, 26 Februari 2017 - 21:30 WIB

Jika Raja Salman "Jualan" Saham Aramco, Ini Risikonya Buat Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Salah satu misi kunjungan rombongan Raja Salman ke Indonesia adalah menawarkan saham Aramco. Pengamat menilai ada risikonya.

Solopos.com, JAKARTA — Rencana bakal melantainya raksasa migas asal Arab Saudi, Aramco, diperkirakan akan membuat adanya risiko aliran dana keluar (capital outflow) dari pasar keuangan Indonesia.

Advertisement

Head of Research di PT MNC Securities, Edwin J. Sebayang, mengungkapkan jika kunjungan Raja Salman ke Indonesia untuk pre-marketing melantainya (initial public offering/IPO) Aramco, maka tidak ada dampak bagi pasar modal Indonesia. Justru, hal itu bertujuan untuk mencari calon investor untuk membeli saham yang diperkirakan memiliki size besar tersebut.

“Nah kalau dia datang mau pre-marketing IPO saham Aramco, maka tidak akan berdampak ke IDX [Indonesia Domestic Exchange]. Justru yang ada hanya capital outflow untuk saham Aramco,” ujarnya saat dihubungi Bisnis/JIBI, Minggu (26/2/2017).

Namun demikian, risiko capital outflow tersebut sangat tergantung dari seberapa tertariknya investor lokal untuk membeli saham IPO Aramco. “Ini kan tergantung harga penawaran dan valuasi saham tersebut.”

Advertisement

Sementara itu, Senior Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengungkapkan masih terlalu awal untuk bisa menyimpulkan akan adanya capital outflow. “Kita harus liat dulu berapa size mereka akan IPO dan bagaimana kinerja mreka sehingga bisa meyakinkan untuk investor kita,” katanya.

Hanya saja, lanjutnya, risiko capital outflow secara signifikan kemungkinan ada, tetapi tidak lama karena pasar akan melihat keberlanjutan dari kinerja emiten.

“Kita punya emiten itu kan, khususnya yang besar-besar sudah teruji kinerjanya dan rata-rata tahan terhadap imbas kondisi global. Makanya enggak heran asing masih bertahan. Meski kalau daily ada net sell, tapi kan itu tandanya ada aksi beli juga yang nilainya enggak lebih besar dari aksi jual,” ujarnya.

Advertisement

Dikutip Bloomberg, Sabtu (24/2/2017), Arab Saudi menilai valuasi Aramco lebih dari US$2 triliun. Sementara Wood Mackenzie Ltd., menilai secara kasar valuasi bisnis inti Aramco kurang lebih US$400 miliar. Reuters 6 Februari lalu melaporkan Aramco tengah mengincar sejumlah pasar termasuk bursa Singapura, New York, London, Hongkong, dan Jepang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif